Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Makan dengan Memperlihatkan Mulut Menganga

Diperbarui: 1 Juni 2022   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto: louis hansel dipublikasikan kompas.com

Dulu makan tidak boleh sembarangan. Setidaknya itu yang aku pahami. Makan tidak boleh seperti kuda, yakni mengunyah makanan dan berbunyi seperti kuda saat makan.

Makan pun tak boleh mempertontonkan secara sengaja bagaimana mulut menganga dan menyantap makanan. Misalnya di hadapan orang lain, mempertontonkan mulut menganga dan makan. Jadi orang lain dipaksa melihat mulut yang menganga.

Dua itu saja tentang kesopanan zaman dahulu di tempatku. Aku tentu tak bisa memukul rata bahwa adab makan di semua tempat di Indonesia pada masa lalu sama seperti tempatku.

Maka, dengan balutan masa lalu seperti itu, kadang aku berpikir ketika ada orang makan dan memperlihatkan mulut yang menganga. Aku lihat itu di televisi. Di depan kamera memperlihatkan mulut menganga. Ya secara tidak langsung memaksa pemirsa melihat mulut menganga. Dalam hati, "kok begitu ya?"

Tapi aku langsung berpikir dari sudut pandang lain. Bisa jadi, di tempat lain ada kebiasaan makan dengan mulut yang menganga di depan orang.

Mungkin saja, bagi mereka adalah hal biasa. Bisa saja saya yang terlalu baperan. Bisa saja saya yang terlalu menggeneralisir bahwa semua tempat memiliki adab sama pada masa lalu tentang makan.

Tapi bisa saja cara makan orang memang berubah. Dulu seperti tempatku, kini seperti TV. Kini memang saatnya makan dengan eksploitatif? Atau bisa saja kini makan sesuai dengan selera pasar?

Jadi, jika makan sembari menganga itu disukai pasar, ya itulah faktanya. Mungkin begitu? Entahlah.

Tapi yang aku tahu, pasar itu sering berbenturan dengan nilai. Bagi penganut pasar, mereka menggunakan kata "terobosan" atau "out of the box" sebagai landasan. Bagi penganut pasar, maka keuntungan adalah yang utama. Tujuan untung yang dibalut dengan selimut konsep macam-macam. Ya intinya tetap saja cari untung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline