Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sedih Lihat SD Negeri Gulung Tikar

Diperbarui: 28 Mei 2022   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi, sebuah SD Negeri di Magelang. Foto: kompas.com/ika fitriana

Satu masa, kisaran 10 tahun yang lalu, aku melihat dengan mata kepala sendiri. Melihat SD Negeri tak lagi berpenghuni. Dari tanya kanan kiri, kutahu SD Negeri itu sudah tutup karena tak memiliki murid.

Padahal, 20 tahun sebelumnya, aku tahu bahwa SD Negeri itu memiliki murid. Ada teman SMP-ku yang dulunya sekolah di SD Negeri tersebut.

Lalu, aku coba cari tahu, mengapa SD Negeri itu tak lagi punya murid. Ternyata, murid tersedot di SD lain. Mungkin karena itulah pemerintah memberlakukan zonasi.

Zonasi, sederhananya yang aku tahu, bahwa anak sekolah ke sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sehingga, tak sekolah ke sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya. Misalnya, saja anak yang sekolah di SD Negeri X adalah yang tempat tinggalnya dekat dengn SD Negeri X.

Tapi, aturan zonasi itu setahuku hanya berlaku pada SD Negeri, SMP Negeri, dan SMA Negeri. Sekolah swasta tak masuk aturan tersebut. Artinya sekolah swasta tetap bisa menerima calon siswa dari manapun, tak terikat aturan zonasi.

Maka, zonasi tidak sepenuhnya bisa mengatasi gulung tikarnya SD Negeri. Kenapa? Ya kalau di daerah padat dan banyak SD termasuk SD swasta, maka persaingan mendapatkan siswa tetap terjadi.

Jika ada SD swasta yang memiliki citra bagus di masyarakat, maka anak akan didaftarkan ke SD swasta tersebut. Imbasnya, SD swasta itu kebanyakan murid, bahkan bisa menambah kelas. Lalu dampaknya, bisa saja ada SD Negeri yang gulung tikar.

Bahkan, jika banyak SD dan di tempat itu hanya ada beberapa SD swasta favorit, maka bukan hanya SD Negeri yang gulung tikar. SD swasta yang tak memiliki citra lumayan pun berpotensi gulung tikar.

Aku membayangkan, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membatasi kuota penerimaan murid baru. Sekolah swasta dan negeri dibatasi kuotanya. Sekolah swasta tak boleh menerima banyak murid dan menambah kelas, sehingga sekolah yang lain tetap hidup.

Kalau sekolah berlomba-lomba menarik siswa dan menambah kelas, lalu apa fungsinya mereka mendidik, wong keadilan sosial saja mereka tak mau? Apa fungsinya pendidikan, jika sekolah tempat mendidik hanya jadi arena mengeruk uang sebanyak-banyaknya dengan menampung sebanyak siswa dan menambah kelas?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline