Saya baca berita hari ini di detik.com soal Anies Baswedan yang ada di tangga teratas elektabilitas capres. Perkumpulan Kader Bangsa menggandeng Akar Rumput Strategic Consulting melakukan survei pada 26 April sampai 8 Mei tentang elektabilitas capres. Hasilnya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ada di puncak.
Artinya, banyak responden yang memilih Anies jadi presiden. Jika melihat geliat Anies, saya tiba-tiba ingat dengan geliat Mahfud MD. Saya tak tahu apakah ceritanya akan mirip atau tidak. Kita lihat saja nanti.
***
Mahfud MD adalah sosok yang digadang akan maju sebagai capres dalam Pilpres 2014. Seingat saya, dua tahun sebelum pilpres, nama Mahfud melambung tinggi. Saat itu, Mahfud memang sering masuk dalam porsi pemberitaan. Maklum saja, kala itu dia adalah Ketua Mahkamah Konstitusi.
Apalagi, selama masih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud sangat aktif berkomentar. Beberapa kali komentarnya membuat telinga lembaga lain merah. Pokoknya elektabilitas Mahfud cukup tinggi.
Nah, di masa-masa itu, saya melihat video acara Emha Ainun Nadjib. Emha bertanya pada masyarakat yang datang di Taman Ismail Marzuki. Emha bilang siapa yang menurut Anda bisa jadi presiden pada 2014. Ternyata tak sedikit yang menjawab Mahfud MD.
Nah, Mahfud memiliki kesamaan dengan Anies. Keduanya tak berpartai. Mahfud memang pernah menjadi politikus PKB. Namun, setelah menjadi hakim MK, dia melepas status sebagai kader PKB. Sebab, memang jika menjadi hakim konstitusi, tak boleh menjadi kader partai politik.
Adakah kesamaan yang lain? Potensinya ada. Jadi, Mahfud MD habis masa jabatannya sebagai hakim konstitusi pada 2013. Dia pun memilih tak maju lagi sebagai hakim MK. Artinya apa? Artinya, sejak 2013 sampai Pilpres 2014, Mahfud tak memiliki panggung.
Seingat saya, karena tak lagi menjadi Ketua MK, publikasi pada Mahfud MD turun drastis. Jelang ramai-ramainya pilpres, Mahfud menurut saya malah dimanfaatkan PKB untuk meraup suara. Saat itu PKB menjual nama Mahfud sebagai capres.
Tapi seperti yang diketahui, PKB pun malah mengusung Jokowi. Mahfud dan Rhoma Irama ditinggalkan. Itulah yang menurut saya membuat Mahfud dan Rhoma Irama memilih berhadapan dengan Jokowi pada Pilpres 2014.
Menurut saya, Anies ada potensi seperti Mahfud MD. Bahkan, Anies lebih berat. Kenapa? Karena Anies selesai masa jabatan Gubernur DKI pada 2022. Sejak 2022 sampai Pilpres 2024 kemungkinan dia tak memiliki jabatan publik.