Pernyataan yang saya tunggu akhirnya muncul. Novel Baswedan mengapresiasi Presiden Jokowi yang mendukung 75 pegawai KPK. Tapi, saya baca juga, eks Ketua KPK Busyro Muqoddas menilai Jokowi jangan basa-basi.
Ceritanya adalah bahwa 75 pegawai KPK itu tak lolos tes wawasan kebangsaan. Lalu, mereka terancam dipecat. Kemudian, Presiden Jokowi "mendukung" para pegawai itu. Presiden meminta BKN, Kemenpan RB dan KPK duduk untuk mencari jalan keluar agar tak ada pemecatan pegawai KPK.
Yang saya tunggu akhirnya muncul juga. Novel Baswedan yang selama ini kritis ke Jokowi dan bahkan menilai Jokowi akan melemahkan KPK, kemudian memberi apresiasi. Novel mengapresiasi pernyataan Jokowi. Itulah yang saya baca di detik.com.
Apakah Novel juga menegaskan bahwa Jokowi tak ada maksud melemahkan KPK? Alias Novel mengoreksi pernyataannya terdahulu? Wah saya tak tahu. Tak ada pernyataan itu. Yang pasti Novel mengapresiasi Jokowi.
Tapi beda Novel beda pula Busyro Muqoddas. Mantan Ketua KPK ini masih ngegas dengan Presiden Jokowi. Busyro meminta agar Jokowi tak basa-basi. Bahkan saran Jokowi soal semacam sekolah wawasan kedinasan dilawan Busyro. Busyro menilai justru pemerintah yang harus sekolah wawasan kebangsaan. Itulah yang saya baca di CNN Indonesia.
Entahlah, Busyro sangat keras sekali dengan pemerintahan kali ini. Apa yang dilakukan Jokowi terkait dukungan pada 75 pegawai KPK, seperti tidak ada baik-baiknya. Busyro pun pernah bilang KPK tamat di tangan Jokowi.
Tapi tak masalah. Ada yang mengkritik Jokowi melulu, ada yang mengritik dan mengapresiasi. Melihat sebagai dinamika hidup saja sebenarnya. Walaupun kadang saya juga berharap kritik dan apresiasi itu berlandaskan kejujuran, bukan karena kepentingan politik.
Satu lagi yang juga saya tunggu adalah pernyataan Abdullah Hehamahua, eks penasihat KPK. Menarik juga menunggu pernyataannya soal dukungan Jokowi pada 75 pegawai KPK.
Hehamahua memang terkenal vokal pada Jokowi. Bahkan dia pernah menganalogikan ketika pihaknya bertemu Jokowi seperti Musa bertemu Firaun. Maka menarik menunggu komentar dari Abdullah Hehamahua.
Tapi di satu hal yang saya harapkan adalah mengkritik dan mengapresiasi pemerintahan secara jernih. Bukan karena benci yang akut. Bagi saya bagaimanapun pemerintahan memang perlu dikritisi, tapi juga perlu diapresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H