Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Memasifkan Zakat Online dengan Syarat

Diperbarui: 6 Mei 2021   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. foto: shutterstock dipublikasikan kompas.com

Zaman telah berubah. Banyak hal bisa dilakukan atau diselesaikan dengan hanya menggerakkan jari. Kenapa hal itu terjadi? Karena saat ini semua hampir bisa dengan online. Transaksi uang pun bisa dengan telepon genggam.

Di zaman yang telah maju ini, zakat pun bisa online. Zakat online menjadi makin perlu karena masa ini adalah masa pandemi. Zakat online memungkinkan orang untuk tidak ke mana-mana, cukup di rumah saja sembari menggerakkan jari.

Jika zakat online ini masif, maka orang bisa di rumah saja. Di rumah saja tentu dimaknai sebagai usaha untuk menghindari Covid-19 yang sampai saat ini masih merajalela. Hanya saja, salah satu problem terkait online ini adalah tidak semua orang familiar.

Tidak semua orang familiar dengan pembayaran online. Sekalipun sudah memiliki telepon genggam yang memadai, tetap saja belum paham dengan pembayaran online. Di sinilah saya pikir orang-orang yang mengurusi zakat bisa memasifkan zakat online.

Memasifkan dengan menggerakkan anak muda untuk melatih yang tua. Anak muda digerakkan melalui online untuk melatih orangtua. Atau kalau tidak, ya anak muda yang membayarkan zakat orangtuanya secara online.

Untuk tahun ini, anaknya yang membayarkan zakat secara online. Bisa jadi di kesempatan lainnya nanti, orangtuanya sudah bisa zakat online.

Lihat Situasi

Namun, tentu memasifkan zakat online juga harus melihat situasi. Maksud saya bahwa jika daerah itu memang daerah yang sejahtera, memasifkan zakat online tentu tak masalah. Namun jika daerah itu banyak tetangga yang membutuhkan, saya pikir kita tidak semuanya harus zakat online.

Masih perlu juga zakat konvensional. Karena begini, setahu saya zakat online akan terpusat pada lembaga zakat di "pusat" yang kemudian didistribusikan ke penerima. Nah, khawatirnya kalau semua zakat online sementara ada tetangga yang membutuhkan, nanti  bisa saja karena kesalahan teknis, tetangga malah tak dapat zakat.

Jadi, selain memasifkan zakat online, juga perlu melihat sekeliling kita. Jangan sampai kita menjadi bagian orang yang teriak membantu orang nun jauh di sana, tapi tak peka pada kondisi tetangga.

Memang, kadang teknologi itu memudahkan. Tapi jika tidak dikelola dengan cermat, teknologi malah  bisa menyusahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline