Jika aturan mudah berubah, apa kemungkinannya? Kemungkinannya adalah lembaga suka-suka. Saya melihat otoritas sepak bola dunia FIFA seperti itu. Aturan mudah berubah, khususnya aturan seorang pemain berubah membela negara.
Saya masih ingat, di tahun 80-an ada pemain sepak bola terkemuka di Paraguay. Pemain itu namanya Raul Amarilla. Pemain yang berposisi sebagai penyerang itu pernah main di Barcelona, Spanyol.
Raul juga membawa Olimpia Paraguay juara Piala Libertadores tahun 1990. Sayang, di Piala Intercontinental atau Piala Toyota, Olimpia dipermak AC Milan tiga gol tanpa balas. Prestasi bersama Olimpia membuat Raul didapuk menjadi pemain terbaik Amerika Selatan tahun 1990.
Prestasi menjadi pemain terbaik Amerika Selatan menandakan bahwa Raul bukan pemain kaleng-kaleng. Namun, Raul ternyata tak pernah bisa membela Timnas Paraguay. Pasalnya, kala melanglangbuana di Spanyol, Raul mau membela Timnas Spanyol di kelompok umur.
Aturan FIFA di masa itu menyebutkan, siapapun yang pernah membela satu negara, tak boleh berubah membela negara lain. Tak peduli jika pun sebelumnya hanya bermain di timnas kelompok umur.
Tapi tengok aturan di masa selanjutnya. Siapa yang hanya bermain pada timnas kelompok umur, boleh berubah timnas di level senior. Contohnya adalah penyerang Wimbledon di masa lalu, Marcus Gayle.
Tahun 1988, Gayle pernah membela Timnas Inggris di kelompok umur. Namun, pada 1998, Gayle membela Jamaika di Piala Dunia 1998. Kini, semakin banyak pemain yang mengubah membela negara ketika ke level senior. Misalnya salah satunya adalah Hakim Ziyech dari Belanda di kelompok umur ke Maroko level senior.
Aturannya kemudian adalah, boleh pindah negara asalkan di negara awal hanya main di kelompok umur. Ya kasusnya seperti Marcus Gayle dan Hakim Ziyech. Namun, jika pernah membela timnas senior sebuah negara, tak boleh berubah ke timnas senior lain di waktu selanjutnya.
Contohnya, jika sudah membela Timnas Indonesia di level senior, maka di kesempatan selanjutnya tak boleh membela Timnas Belanda level senior. Tapi, aturan itu berubah kala ada kasus Diego Costa. Diego Costa ternyata pernah main di Timnas Brasil. Tapi, Timnas Spanyol berusaha mendapatkan Costa.
Akhirnya peraturan berubah lagi. Saat itu Costa diketahui bermain untuk Brasil di ajang uji coba, bukan ajang kejuaraan yang sudah diakui atau kualifikasi kejuaraan yang sudah diakui.
Pada akhirnya FIFA memutuskan, pemain boleh berganti negara asalkan di negara sebelumnya bermain di level senior tapi hanya di laga uji coba.