Tulisan ini hanya nostalgia saja , tak ada alasan selain nostalgia. Bukan juga karena ingin mendapatkan massa di pilkada. Bukan juga untuk mendapatkan legitimasi. Tidak. Ini hanya nostalgia saja.
Tabloid BOLA pertama kali saya genggam di tahun 1990. Mungkin sebelum itu, pernah saya genggam, tapi yang saya ingat pasti, ya di tahun 1990. Di masa Piala Dunia 1990, ada tabloid BOLA di rumah. Cover depannya adalah Diego Maradona memegang CIAO, maskot Piala Dunia 1990.
Dari situlah, saya mulai mengenal BOLA. Di tahun 1992, saya rela membeli BOLA bekas alias yang sudah terbit beberapa pekan sebelumnya. Saat itu, saya hanya ingin memotong foto para pemain sepak bola. Foto itu saya tempel di kamar bapak. Bapak jengkel!
Tahun 1993, saya beli BOLA dengan uang sendiri. Mungkin hasil mengumpulkan uang jajan. Harganya saat itu Rp 625. Yang saya tunggu dari BOLA adalah klasemen. Saya lihat klasemen Liga Italia. Ada di mana tim favorit saya Fiorentina.
Selain itu, saya juga melihat hasil pertandingan, khususnya Liga Italia. Maklum saja, dulu untuk mengetahui hasil lengkap laga Liga Italia, saya baru bisa mendapatkannya ketika menggenggam BOLA pada Jumat. Laga Minggu, baru diketahui hasilnya Jumat.
Satu hal yang lebih detail di BOLA adalah, sejak edisi kapan saya lupa, menampilkan hasil laga dan pencetak golnya. Sehingga, kita tahu bahwa striker yang kita sukai mampu mencetak gol.
Sebenarnya, ada koran harian yang memberitakan hasil pertandingan Liga Italia. Kalau laga dilakukan Minggu, maka beritanya di koran adalah hari Selasa. Tapi kebanyakan dari koran itu memberitakan hasil tidak lengkap. Hanya klub-klub besar saja yang diberitakan. Sementara, Fiorentina tak diberitakan.
Fenomena di atas adalah kejadian sebelum tahun 1994. Sejak tahun 1994, situasi berubah. Piala Dunia 1994 ternyata telah menarik banyak orang menyukai sepak bola. Bahkan TPI di musim 1994-1995 itu menyiarkan Liga Belanda dan Liga Brasil. Alasannya karena laga Brasil vs Belanda di Piala Dunia 1994 adalah laga yang menarik. Sehingga, liganya pun disiarkan langsung.
Setelah Piala Dunia 1994, demam sepak bola mewabah. Koran sudah mulai peduli untuk memberitakan lebih lengkap liga elite Eropa. Tapi BOLA tetap berbeda. BOLA membuat tulisan lebih detail tentang hasil laga Liga Italia khususnya. Bahkan, sejak 1998, BOLA membuat tulisan hasil laga, starter pemain, nilai pemain, pencetak gol, dan foto.
Jadi ketika membeli BOLA, yang saya lihat pertama adalah klasemen liga elite Eropa. Tapi kadang saya juga melihat apa siaran langsung di RCTI dan SCTV. Di masa sebelum 1998, Liga Italia disiarkan RCTI dan Liga Inggris disiarkan SCTV. Saya masih ingat, kalau RCTI hostnya Oland Fatah dan SCTV hostnya Agus Wijaya.
Jadi, dulu membeli BOLA salah satunya hanya ingin tahu laga apa yang akan disiarkan di TV. Kalau yang main Fiorentina, saya langsung senang sekali.