Saya masih mau menulis soal Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terkait isu kudeta yang dia ungkapkan. Sebab, dinamikanya malah membalik. Ketua Umum Partai Demokrat itu mendapatkan counter attack atau serangan balik yang mengerikan. Bukan hanya dari luar, tapi juga dari para sesepuh yang dulu aktif di Partai Demokrat.
Sesepuh Partai Demokrat yang sudah berjarak dengan partai berlambang mercy itu mulai angkat suara. Para sesepuh itu malah bersuara yang cukup mengerikan. Mantan Ketua DPR Marzuki Alie seperti yang saya baca di detikcom, mengancam akan membuka semua kejelekan partai jika dia disenggol dalam isu kudeta. Marzuki juga meminta AHY untuk membuka siapa yang akan melakukan kudeta, agar gamblang.
Ahmad Yahya malah menyerang pelaksanaan Kongres Partai Demokrat pada Maret 2020 yang tak sesuai AD ART. Pengangkatan AHY jadi Ketua Umum Partai Demokrat di kala kongres itu juga terkesan dipaksakan. Lain lagi dengan pendiri Partai Demokrat Darmizal yang menilai Eddhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas lebih disenangi di internal Partai Demokrat. Ibas adalah adik dari AHY. Pernyataan Darmizal ini tentu akan memberi kesan bahwa Ibas layak jadi pemimpin Partai Demokrat.
Bayangkan saja, AHY dan Demokrat bukan hanya diserang balik. Tapi celah untuk membicarakan Ibas yang seoalah tenggelam, adalah bentuk untuk menggoyang AHY.
Bukan hanya para sesepuh Demokrat, Mahfud MD Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan juga angkat suara karena namanya diseret. Mahfud dituding ikut merestui Moeldoko ambil alih Partai Demokrat. Atas tudingan itu, Mahfud pun mengaku kaget. Mahfud pun mengatakan di twitternya bahwa isu kudeta di Partai Demokrat yang dikaitkan dengan dirinya, adalah isu yang aneh.
AHY dan Demokratnya, kini sedang dalam ujian yang berat. Pernyataan AHY soal isu kudeta malah menjadi makanan empuk. Mereka yang tak pernah terdengar, jadi memiliki panggung untuk ikut menyerang AHY. AHY saat ini bukan hanya harus mengondisikan internal partai tapi juga melawan serangan dari luar.
Menarik ditunggu bagaimana respons dari sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY tentu tak akan diam begitu saja ketika Ketua Umum Partai Demokrat yang sekaligus putranya mendapatkan serangan balik yang mengerikan. Layak ditunggu juga langkah yang akan dilakukan oleh para petinggi Partai Demokrat.
Misalnya saja, jika AHY nanti menyebutkan nama yang akan mengudetanya beserta bukti, tentu makin ramai dinamikanya. Bisa jadi, dinamika ramai seperti itu akan memunculkan hal yang tak pernah diketahui sebelumnya. Bisa saja kasus di partai atau kasus personal.
Tapi saya kok ngga yakin AHY akan menyebut nama-nama itu. Ya karena akan makin tidak menguntungkan baginya. Malah nanti akan makin jadi makanan empuk untuk diserang lawan.
Bagi para politisi di luar lingkaran cerita Partai Demokrat ini, perlu juga mencermati dan belajar dinamika yang terjadi. Khususnya para politisi muda. Apa yang terjadi di Demokrat saat ini akan memberi pelajaran penting dalam taktik politik. Menarik ditunggu kisah selanjutnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H