Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Merdeka tapi Susah atau Sejahtera tapi Dijajah?

Diperbarui: 1 Februari 2021   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi. Kompas/bahana patria gupta dipublikasikan kompas.com

Judul di atas adalah pilihan yang tak mengenakkan. Tentu inginnya adalah merdeka dan sejahtera. Tapi kadang hidup tak memberi pilihan yang enak itu. Hidup memungkinkan manusia terjebak pada pilihan yang sulit.

Nah, mari bicarakan burung. Atau membayangkan menjadi burung. Burung di sini adalah burung yang bisa terbang. Memang ada burung yang tak bisa terbang? Ya adalah, yakni burung onta.

Kembali berkhayal menjadi burung. Pilih mana dari dua opsi ini. Pertama, burung bebas terbang ke mana saja. Namun, sumber makanan malah terbatas karena sudah dimakan manusia.

Jadi, burung bebas bisa terbang tapi sumber makanan sedikit. Si burung cenderung kekurangan. Tapi si burung bisa terbang ke mana-mana. Dia bisa menyelami goa, melewati tebing, terbang di hutan, melintas di lautan. Segar dan menyenangkan. Tapi ya itu, kalau kesejahteraan kurang.

Opsi kedua adalah burung yang sejahtera tapi tak bisa terbang ke mana-mana. Burung hanya terbang di sangkarnya. Tapi sangkarnya emas. Di sangkarnya ada kasur empuk dan ada bantalnya. Bahkan di sangkar ada kamarnya dan ber-AC. Di dalam kamar ada kamar mandinya.

Pokoknya sejahtera. Bahkan kalau ingin menyalurkan hasrat, diberi burung yang beda kelaminnya. Setiap saat mau minta tetap dikasih. Intinya semua kebutuhan burung itu tercukupi. Tapi ya itu, tidak bisa terbang ke mana-mana.

Karena tak bisa terbang ke mana-mana, si burung ini diberi video yang nyaris nyata. Video tentang keindahan alam nun jauh di sana. Jadi lihat video sembari mengkhayalkan terbang.

Enak kan, apa-apa terjamin. Tapi esensi sebagai burung yang bisa terbang ke mana-mana dikebiri. Selain itu, si burung yang di sangkar itu kalau majikannya meminta bersuara, ya harus bersuara.  Tidak peduli apapun situasinya, ya harus bersuara yang merdu.

Pagi, siang, sore, malam, kalau diminta bersuara ya harus bersuara dan merdu. Saat itu diminta, harus saat itu dilakukan. Bagaimana kalau burungnya sedang lemas? Ya tetap harus bersuara.

"Hei burung! Memang ada makan siang gratis. Apapun sudah aku penuhi untukmu. Tinggal kamu ngoceh paling bagus. Itu saja. Kenapa? Ya supaya kamu juara. Mahal. Tahu ngga sih?" Kata si majikan.

Mau jadi burung yang mana? Jika ada yang memilih opsi yang pertama, maka jangan heran jika ada orang yang rela mengorbankan jiwa dan raga agar merdeka. Agar bisa menentukan nasib sendiri. Agar anak cucunya bisa berdikari. Perkara si orang itu kesusahan ketika merdeka, ya tak masalah. Karena kemerdekaan adalah hal yang hakiki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline