Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Tren 2021, Masih Sekitar Olahraga

Diperbarui: 6 Januari 2021   15:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Saya menduga tren di tahun 2021, salah satunya masih berkisar soal olahraga. Kesehatan menjadi dambaan banyak orang di masa pandemi saat ini.

Di tahun lalu, adanya pandemi telah membuat banyak masyarakat gemar berolahraga. Berolahraga dinilai bisa memperkuat imun tubuh sehingga bisa kebal terhadap virus. Banyak masyarakat yang memilih untuk berolahraga melalui bersepeda.

Kini, di masa akhir pekan, sangat banyak terlihat orang bersepeda. Di banyak daerah fenomena itu menjamur. Memang bedanya, orang bersepeda dengan memakai masker. Bersepeda seperti menjadi gaya hidup baru di masa pandemi.

Di tahun 2021, sepertinya tren berolahraga masih akan bertahan. Pandemi yang belum usai akan membuat orang masih getol berolahraga. Lalu olahraga apa yang akan dilakukan? Tentunya olahraga yang tidak melakukan kontak fisik.

Jadi olahraga yang kontak fisik seperti sepak bola, bola basket, bela diri, sepertinya tak terlalu jadi tren. Jika pun ada, maka itu dilakukan oleh mereka yang memang sudah terbiasa dan yakin bahwa antarpemain tak memiliki potensi menularkan Covid-19.

Maka, olahraga yang tak kontak fisik akan jadi pilihan. Jika di musim hujan seperti ini, bersepeda tentu tak akan dilakukan. Sebab, bersepeda membutuhkan ruang terbuka dengan rute tertentu. Jika dipaksakan bersepeda di masa hujan, mereka yang tak kuat hujan bisa sakit.

Mungkin pilihannya adalah seperti bulutangkis. Bulutangkis bisa dilakukan di dalam ruangan. Tentunya ruangan yang memadai. Tidak mungkin juga bulutangkis dilakukan di ruang tamu tetangga. Itu ngaco namanya. Ngajak berantem.

Di ruangan yang dimaksud adalah lapangan bulutangkis yang tertutup. Kalau tak hujan, maka lebih memungkinkan berbulutangkis di lapangan terbuka atau di depan rumah. Dibatasi tembok dengan tetangga. Asal jangan dijadikan ajang untuk PDKT dengan tetangga yang lawan jenis saja. Kalau motifnya PDKT ya mending jangan main bulutangkis.

Bulutangkis juga tak membutuhkan rute atau jalur seperti bersepeda. Itu yang lebih memudahkan. Harga raket dan kok saya pikir lebih murah daripada harga sepeda.

Saya bahkan di desa mendapatkan raket harganya Rp 13 ribu. "Wah murah sekali. Ini raket apa cilok?" Batin saya. Ah akhirnya saya beli saja buat main dengan anak. Ternyata eh ternyata, hanya hitungan berapa kali main, raketnya langsung bolong.

Maka saya memprediksi bulutangkis akan jadi tren olahraga di tahun 2021. Jika tidak di tahun 2021, ya tahun 2022. Kalau tidak di tahun 2022, ya di tahun 2023. Pokoknya kapan saja, saya menjagokan bulutangkis menjadi tren. (*)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline