Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Djoko Tjandra Ditangkap, Jokowi Masih Tak Serius Berantas Korupsi?

Diperbarui: 31 Juli 2020   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buron Djoko Tjandra setiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada Kamis (30/7/2020) malam. KOMPAS TV dipublikasikan Kompas.com


Tulisan ini hanya pertanyaan bagi mereka yang beberapa hari lalu mempertanyakan Presiden Jokowi terkait kasus Djoko Tjandra. Jokowi dipersoalkan dalam pemberantasan korupsi karena Djoko Tjandra bisa mempermainkan hukum seperti itu. Kini, setelah Djoko Tjandra ditangkap, apa pendapat mereka?

Heboh ini berawal ketika Djoko Tjandra jadi buronan. Dia yang jadi terdakwa kasus korupsi, kabur keluar negeri tahun 2009. Kemudian, di tahun ini Djoko Tjandra kembali membuat heboh.

Djoko Tjandra yang berstatus buron mampu mendaftarkan PK ke pengadilan. Djoko Tjandra datang ke pengadilan. Bayangkan seorang buron bisa mendaftar ke pengadilan. Tak hanya itu, Djoko Tjandra juga membuat e-KTP.

Indonesia heboh. Keseriusan Presiden Jokowi dalam pemberantasan korupsi dipertanyakan. Banyak pihak yang kemudian menyudutkan pemerintah karena kalah dengan seorang Djoko Tjandra.

Tapi, malam tadi akhirnya Djoko Tjandra ditangkap. Maka, layak juga ditunggu apa komentar mereka yang kemarin mempersoalkan keseriusan pemerintah dalam penanganan kasus korupsi.

Mereka yang beberapa waktu lalu mengkritisi pemerintah terkait penanganan Djoko Tjandra, layak kembali berkomentar. Menurut saya, itu adalah kewajiban moral untuk berkomentar. Artinya, komentarnya kontinu.

Jangan ketika menguntungkan secara politik atau kepentingan, langsung komentar. Tapi, begitu tak menguntungkan secara politik dan kepentingan, langsung diam.

Tak ada salahnya memberi apresiasi pemerintah yang sudah mampu menangkap Djoko Tjandra. Karena menangkap koruptor yang sudah lama kabur adalah sebuah prestasi.

Mengakui kehebatan "lawan politik" juga merupakan sikap kesatria. Mau mengakui bahwa pencapaian lawan politik yang bagus, juga kesatria. Jadi, berkomentar secara objektif juga penting.

Kalau hanya komentar ketika momen menguntungkan dan berdiam ketika momen tak menguntungkan, tak ada istimewanya. Selalu menyudutkan apapun kerja lawan politiknya, juga tak kesatria. Kalau hanya mengeluh dan protes, anak kecil juga bisa.

Sudah saatnya negara ini dibangun dengan sehat. Jika berprestasi diapresiasi dan jika bermasalah langsung dikritisi. Supaya kita semua paham bahwa ada ukuran yang jelas ketika berkomentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline