Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Akhir Takhta Klepon

Diperbarui: 25 Juli 2020   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Kompas/toto sihono dipublikasikan Kompas.com

Sudah turun-temurun klepon mendarah daging dalam kehidupan mereka. Sejak masa buyut, klepon adalah pemantik asap dapur. Klepon juga jadi makanan mereka. Tiada hari tanpa klepon.

Buyut mereka, buyut Madi adalah pencetusnya. Dia berbisnis klepon dan juga memakan klepon. Buyut Madi dan istri kemudian memiliki tiga anak.

Tiga anak itu bernama Karmadi, Sarmadi, dan Warmadi. Ketiganya lahir diawali dengan gejala buyut putri Madi yang berbeda saat hamil. Kala hamil Karmadi, buyut putri Madi suka dengan klepon yang banyak isi gula merahnya.

Saat hamil Sarmadi, buyut putri Madi suka dengan klepon yang sedikit isi gula merahnya. Saat hamil Warmadi, buyut putri Madi malah suka dengan klepon yang tak ada isi gula merahnya.

Dari ketiga anak itu, Warmadi tak berumur panjang. Warmadi meninggal dunia kala berusia 10 tahun. Dari Karmadi dan Sarmadi, banyak keturunan. Sebab, Karmadi dan Sarmadi masing-masing memiliki lima anak. Lelaki semua!

Dari anak laki-laki Karmadi dan Sarmadi, masing-masing memiliki dua anak. Laki-laki semua! Berarti cucu Karmadi dan Sarmadi jika ditotal ada 20 laki-laki. Sampai di sini tidak bingung kan? Semoga saja tidak bingung.

Mungkin karena kebiasaan buyut putri Madi yang berbeda ketika hamil Karmadi dan Sarmadi, maka dua kelompok ini beda 180 derajad. Anak keturunan Karmadi cenderung berisi, mereka cerdas di atas rata-rata. Ya mungkin karena buyut putri Wadi, kala hamil Karmadi suka klepon berisi banyak gula merah.

Tapi, anak keturunan Karmadi cenderung lambat. Mungkin karena apa-apa dipikir. Istilahnya tidak cekatan. Apa-apa dipikir secara panjang dan lebar. Anak keturunan Karmadi ngumpul di daerah selatan desa. Pokoknya kalau bagian selatan desa, itu areanya Karmadi dan keturunanya. Rumah-rumah mereka di selatan. Bisnis klepon mereka maju di wilayah selatan. Bisnis yang bisa menghidupi anak dan cucu. Daerah ke selatan lagi adalah area pemasaran bisnis klepon keluarga Karmadi.

Sementara anak keturunan Sarmadi cenderung biasa saja, tak cerdas. Bahkan, ada yang di bawah rata-rata. Mungkin karena buyut putri Madi ketika hamil Sarmadi tak terlalu suka klepon berisi gula yang banyak. Tapi, anak keturunan Sarmadi dikenal cepat dan cekatan. Apapun masalahnya langsung hantam di depan.

Anak keturunan Sarmadi ada di utara. Mereka ngumpul dan punya rumah di desa bagian utara. Area itu adalah area Sarmadi sekeluarga. Utara adalah wilayah keluarga Sarmadi. Bisnis klepon mereka maju dan bisa menghidupi anak cucu. Ke utara lagi adalah area penjualan klepon Sarmadi.

Karena dua keluarga ini bertolak belakang, pertarungan sering terjadi. Pertarungan pertama dan diingat adalah saat Sarmadi dan Karmadi bertarung di pemilihan kepala desa. Itu terjadi puluhan tahun lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline