Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Papa T Bob Wafat dan Lagu Anak yang Makin Langka

Diperbarui: 10 Juli 2020   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papa T Bob. Instagram @papatbob_official dipublikasikan Kompas.com

Berita duka muncul Jumat (10/7/2020) ini. Pencipta lagu anak-anak yang namanya kesohor pada dekade 90-an, yakni Papa T Bob meninggal dunia. Hal itu seperti diberitakan Kompas.com.

Mengutip twitter penyanyi Vidi Aldiano diketahui jika Papa T Bob meninggal dunia. Meninggalnya Papa T Bob adalah kehilangan Indonesia karena dia dikenal sebagai pencipta lagu anak-anak. Bahkan, di tahun 90-an, saya praktis hanya mengingat jika lagu anak-anak adalah ciptaan Papa T Bob.

Artinya, di tahun 90-an, Papa T Bob adalah "rajanya" pencipta lagu anak-anak. Sebenarnya ada juga AT Mahmud. Tapi, lagu-lagu AT Mahmud diciptakan mungkin tahun 80-an atau 90-an.

Beberapa lagu ciptaan Papa T Bob yang booming adalah "diobok-obok"-nya Joshua, "Jangan Marah" yang dinyanyikan Trio Kwek Kwek, dan "Bolo bolo" yang dinyanyikan Tina Toon. Selain itu, ada beberapa lagu lain yang saya tak ingat.

Masa 90-an sepertinya memang masa jaya lagu anak-anak. Selain lagu lawas di masa itu, lagu anak-anak yang baru cukup menonjol dan diketahui banyak anak-anak. Saya pikir karena promosi di televisi memang gencar.

Sementara, saat ini saya sendiri merasa bahwa lagu anak-anak yang baru sudah sangat jarang. Kebanyakan adalah lagu-lagu lama. Itu pengamatan saya pribadi. Mungkin salah, mungkin benar.

Saya menduga mungkin karena sudah jarang orang yang konsen menciptakan lagu anak-anak. Mungkin juga lagu anak-anak tak diberi ruang di banyak tempat, sehingga mempengaruhi kreativitas pencipta lagu anak-anak.

Bahkan, beberapa yang saya sempat lihat adalah anak-anak menyanyikan lagu dewasa. Saya sendiri melihat hal itu jadi bertanya. Kenapa anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa? Sebab, terlihat tak cocok.

Ya balik lagi, karena makin sedikit ruang bagi lagu anak-anak. Sehingga memori anak-anak diisi lagu orang dewasa. Ini adalah keprihatinan. Keprihatinan secara menyeluruh bahwa ruang anak-anak makin terkikis.

Mungkin karena zaman yang makin menonjolkan orang dewasa hingga jiwa anak-anak tak terlihat. Kalaupun ada anak-anak, jiwanya seperti jiwa orang dewasa. Kan kasihan.

Semoga, ada ruang yang makin terbuka bagi anak-anak, bagi lagu anak-anak. Sehingga lagu anak-anak makin menjamur. Saya malah tak apa-apa kalau ada orang dewasa, tua, atau tua bangka menyanyikan lagu anak-anak. Tapi tak terlalu suka jika anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline