Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Perlunya Jong-Un dan Trump Lakukan Candle Light Dinner

Diperbarui: 3 Mei 2020   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kim Jong-Un dan Donald Trump. Foto: AFP/SAUL LEOB dipublikasikan Kompas.com

Sepertinya dua pemimpin kontroversial di dunia perlu melakukan candle light dinner, yakni Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Siapa tahu, pertemuan intens dan romantis keduanya bisa membuat dunia adem.

Trump sudah lama dikenal karena kontroversialnya. Dikutip dari cnbcindonesia, Trump pernah tersangkut kasus pelecehan seksual pada  seorang wanita bernama E. Jean Carroll. Kasus itu diklaim terjadi 23 tahun lalu.

Masih dikutip cnbcindonesia, Pengadilan New York mengeluarkan putusan yang memerintahkan kantor akuntan lama Trump Mazars LLP untuk menyerahkan pengembalian pajak (tax return) sang presiden selama delapan tahun.

Dalam pengadilan tersebut, para hakim memutuskan bahwa kekebalan presiden tidak menghalangi pengadilan untuk mengeluarkan surat panggilan pengadilan untuk penyidikan.

Trump juga dituding banyak pihak memainkan isu sensitif melalui media sosial hingga dia bisa menang Pilpres Amerika Serikat. Terbaru, Trump mengungkapkan suntik desinfektan bisa melawan Covid-19. Kemudian, banyak orang Amerika Serikat keracunan dan Trump mengaku tak bertanggung jawab atas yang terjadi pada warganya. Selain itu, masih banyak lagi kontroversi yang menyelimuti Trump.

Bagaimana dengan Kim Jong-Un. Pemimpin muda ini juga tak lepas dari banyak kontroversi. Dia dikenal bertangan besi. Jong-Un mengeksekusi pamannya sendiri Jang Song-Taek pada 2013. Bahkan seperti dikutip detik.com, Jong-Un melakukan metode keji dalam mengeksekusi. Misalnya, memasukkan korban ke dalam akuarium raksasa berisi ikan piranha, mengumpankan korban ke kandang harimau, melakukan pemenggalan, membakar korban hidup-hidup dan meledakkan korban dengan senjata anti-tank.

Baru-baru ini, Jong-Un dikabarkan meninggal dunia. Namun, belakangan diketaui bahwa Jong-Un masih hidup. Pemimpin bertangan besi ini juga mampu menjadikan Korea Utara tak bisa diserang Covid-19. Hanya saja klaim itu dinilai bualan belaka. Masih banyak lagi kontroversi Jong-Un lainnya.

Nah, dia orang pemimpin kontroversial itu perlu melakukan pendekatan dan pembicaraan yang intim. Di tempat yang romantis dengan lilin di malam hari, keduanya bisa berbagi cerita. Dengan pakaian santai atau pakaian resmi tak masalah, yang penting keduanya berhadapan berbagi cerita. Cari tempat paling romantis. Jika perlu keduanya di awal pertemuan sama-sama membawa bunga.

Candle Light Dinner bisa membuat keduanya lepas dan bebas untuk bercengkerama. Bagaimana kendala bahasa? Ah apa sih pentingnya bahasa jika kedua hati sudah menyatu. Tapi, tentu agar hati menyatu keduanya perlu menggunakan teknik tertentu. Misalnya, 30 menit Jong Un bicara, kemudian rekamannya diserahkan ke penerjemah dan diterjemahkan untuk disampaikan ke Trump dan sebaliknya,  

Ya ribet untuk mula tak masalah. Nanti lama-kelamaan dari gesture kan bisa diketahui keinginan terdalam keduanya. Nah, pertemuan itu dilakukan sepekan secara marathon. Agar kedua hati bisa menyatu.

Saya pikir banyak yang bisa jadi tukar pikiran bagi keduanya. Trump bisa belajar ke Jong-Un bagaimana bisa warga negara Korea Utara tak terkena Covid-19. Lalu, apa resepnya. Ini akan jadi solusi penting bagi Amerika Serikat yang banyak warganya kena Covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline