Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Silaturahmi via Dunia Maya Itu... Tapi Bagaimana Lagi

Diperbarui: 1 Mei 2020   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi Oik Yusuf/Kompas.com

Sebagai pribadi, saya memang tak terlalu antusias  berhubungan melalui dunia maya. Hal itu karena ada beberapa pengalaman yang tidak mengenakkan. Tapi saya berusaha berpikiran positif saja bahwa kolega saya sibuk.

Sebenarnya hanya menyapa saja yang saya lakukan. Tapi sapaan pada teman di dunia maya itu tak berbalas. Bukan sekali tapi beberapa kali kejadian seperti itu saya alami.

Ada juga yang ketika ditanya tidak menjawab. Kalau tidak, tanda centang di aplikasi perpesanan itu tidak diaktifkan. "Wah, jadi ngga enak sendiri," gumam saya dalam hati.

Memang kejadian di atas tak membuat saya memvonis bahwa mereka bermasalah. Tidak seperti itu. Saya hanya berpikiran barangkali memang sibuk. Sibuk lalu berniat menjawab pesan ketika kesibukan usai, namun malah kebablasan lupa membalas pesan.

Kenapa saya punya pikiran seperti itu? Ya karena saya juga pernah seperti itu. Ada satu pesan masuk dan saya sudah baca. Karena memang dikejar deadline kerjaan, saya berniat membalas pesan setelah kerjaan selesai. Eh ternyata kelupaan.

Ada juga salah kirim pesan. Wah ini luar biasa ngga enak banget. Karena sedang agak sibuk, ada pesan masuk di telepon genggam. Saya pun membalasnya. Saya balas seperti pertanyaan dia. Setelah 30 menit saya iseng buka perpesanan. Ternyata, saya mengirimkan pesan ke grup dan pesan teman saya itu pesan di grup. Wah yang repot karena di pesan saya itu ada nama orang yang ada di grup itu. Nama orang yang cenderung dikesankan negatif. Kacau!

Ada juga pernah di satu grup perpesanan, saya mencoba untuk bercanda. Saya pikir candaan normal. Eh ternyata, ada yang sewot dan langsung mengirim pesan ke saya. Aduuuhhh, repot sekali.

Pengalaman pengalaman itu membuat saya jarang berkomunikasi di dunia maya. Jika ikut grup perpesanan, saya hanya jadi penglihat saja.

Pengalaman menelepon juga seperti itu. Ada lelaki katakanlah namanya si A dan dia punya istri si B. Si A ini diisukan selingkuh dengan si C. Nah saya kenal si A dan si C. Sementara si B, saya tak kenal.

Satu ketika karena pekerjaan yang sangat penting, jam 10 malam saya telepon si C. Saya telepon untuk konfirmasi satu hal karena memang penting. Nah, yang mengangkat telepon malah si A. Ketahuan deh... kan saya jadi ngga enak sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline