Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Mengenang Tempat Sujud dalam Kelana Hidup

Diperbarui: 30 April 2020   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sisi Masjid Agung Kendal. Kompas.com/Slamet Priyatin

Tempat sujud adalah salah satu memori dalam hidup saya. Tentu sudah banyak tempat sujud yang saya singgahi. Namun, ada beberapa tempat sujud yang saya cukup lama mengakrabinya. Ada satu tempat yang paling saya akrabi, tapi sayang tak ada fotonya.  

Tulisan ini hanya nostalgia pribadi. Mungkin akan mengena bagi mereka yang memiliki pengalaman mirip dengan saya. Saya mulai saja petualangan sujud yang sering saya lakukan.

Masjid Agung Kendal

Sebenarnya Masjid Agung Kendal adalah tempat kedua yang sering saya kunjungi. Ada satu surau yang lebih sering saya mengakrabinya. Sayangya, tak ada dokumentasi yang saya punyai. Tentu saja sebenarnya ada, tapi tidak tahu ada di mana. Langsung saja ke Masjid Agung Kendal.

Di zaman dahulu, ini adalah tempat sujud saya, mungkin selama 12 tahunan saya mengakrabi Masjid Agung Kendal. Saya sering ke sana saat salat Jumat. Kalau salat lima waktu di surau yang saya tak ada dokumennya itu.  Orang-orang kampung kami sering berada di barisan agak belakang sebelah selatan.

Jadi kalau Jumatan selalu ngumpul di situ. Saya tak tahu siapa yang memulai, tapi sering di situ. Saya tak tahu sekarang apakah masih seperti itu atau tidak. Di belakang Masjid Agung Kendal, dulu menjadi tempat saya sekolah madin, kalau bahasa orang orang kampung, sekolah Arab.

Kira-kira saya lima tahun sekolah di situ. Belajar banyak hal tentang agama, dari fiqih, bahasa Arab, tajwid, dan lainnya. Sayangnya, saya tak terlalu serius sekolah sehingga banyak yang saya sudah lupa. Agak menyesal kala sudah menua, tapi sudahlah.

Dahulu kala, Masjid Agung Kendal tidak bertingkat. Baru bertingkat di tahun 90-an. Kala masih SD, saya sering menjadikan Masjid Agung Kendal sebagai tempat berlarian, layaknya anak kecil yang lain. Lalu dimarahi oleh pengurus masjid. Besok lari lagi dan dimarahi lagi dan selalu seperti itu.

Ada satu momen yang tak patut ditiru, tapi momen itu dilakukan oleh anak-anak. Di Kendal dulu, ada satu kebiasaan anak-anak. Jika ada seorang anak bersin maka, anak yang lain bilang "piss". Misalnya si A bersin, maka si B yang ada di dekatnya akan bilang, "piss".

Kebiasaan itu, sudah wajar. Tak tahu kalau sekarang bagaimana. Nah, kala itu saya sudah besar, sedang salat Jumat di Masjid Agung Kendal. Di saat salat itu, ada satu anak kecil katakanlah namanya si A yang bersin. Lalu, anak kecil lainnya yakni si B bilang "piss".

Ternyata respons si B itu menjadi pemantik kekisruhan kecil. Sebab, anak yang lain, katakanlah si C ikut bersin saat salat. Si B pun bilang "piss". Si D juga ikut bersin dan si B kembali bilang "piss". Ada sampai lima kali si B menjawab orang bersin. Repot memang, tapi ya seperti itulah dunia anak kecil. Sudah lama sekali saya tak menginjakkan kaki di Masjid Agung Kendal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline