Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Menakar Nasib PON 2020 saat Maraknya Corona

Diperbarui: 4 April 2020   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maskot PON XX (Foto: IRSUL PANCA ADITRA via kompas.com)

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 rencananya akan dilaksanakan di Papua pada 20 Oktober sampai 2 November 2020. Sampai saat ini, sekalipun virus corona mewabah pemerintah belum memutuskan untuk melakukan penundaan pelaksanaan PON.

Setidaknya ada dua arus utama pendapat soal pelaksanaan PON di Papua. Pendapat pertama adalah cenderung tetap melaksanakan PON sesuai jadwal tapi juga melihat perkembangan jelang PON. Jika perkembangan tak memungkinkan, maka PON ditunda pelaksanaannya.

Pendapat kedua adalah PON ditunda pelaksanaannya ke tahun depan. Pertimbannya jelas adalah karena virus corona yang saat ini mewabah. Sampai kapan virus itu akan terus menyerang juga belum diketahui. Sehingga, langkah paling aman adalah menunda PON ke tahun depan.

Nah, saya akan membahas dua arus utama itu. Arus pertama yang belum menginginkan penundaan PON, tapi melihat kondisi selanjutnya adalah pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali seperti dikutip medcom.id menyebutkan bahwa PON tetap sesuai jadwal.

Menpora mengatakan dalam rapat terbatas kabinet belum ada pembahasan penundaan PON. Namun tentu, keputusan bisa berubah jika di waktu menjelang PON, wabah corona masih mengerikan. Tenti opsi penundaan PON mungkin akan tetap dilakukan.

Tentu ada 'keuntungan' jika PON tetap dilaksanakan seperti semula. 'Keuntungan' itu adalah bahwa pembangunan sarana PON tetap dilaksakan. Diketahui, dari 2017 sampai pertengahan 2019 sudah Rp 4 triliun yang dikeluarkan pemerintah daerah di Papua untuk pembangunan sarana dan persiapan lain bagi PON 2020.

Pelaksanaan PON sesuai jadwal juga membuat estimasi pendanaan kontingen PON tak meleset. Tiap kontingen juga tetap sesuai dengan jadwalnya. Harapan dari arus pendapat pertama ini tentunya adalah ketika menjelang PON, wabah corona memang sudah usai.

Foto Dhias suwandi/kompas.com

Arus pendapat kedua adalah penundaan PON. Salah satu yang mengungkapkan pendapat ini adalah Johni Rouw yang merupakan Ketua DPR Papua. Johni, seperti dikutip medcon.id, menyebutkan bahwa PON adalah ajang massal. Di mana banyak orang berkumpul. Dia berpendapat daripada jadi ajang penyebaran corona, lebih baik PON ditunda dan dilaksanakan tahun depan.

Menurut saya, pendapat Rouw ini tentu beradasarkan aspek kesehatan dan kemanusiaan yang lebih penting daripada aspek olahraga. Pendapat Rouw ini juga muncul di banyak belahan bumi terkait event massal. Olimpiade 2020 pun juga ditunda dengan dasar waspada corona. Kesehatan dan kemanusiaan lebih penting daripada olimpiade.

Dari dua arus utama soal rencana PON itu, penulis menilai bahwa rencana tetap menyelenggarakan PON adalah langkah spekulatif. Artinya, langkah itu tetap bisa gagal jika menjelang PON, corona masih menggejala. Maka, penulis lebih setuju dengan pendapat kedua.

Penulis lebih setuju PON ditunda pelaksanaannya. Ada beberapa alasan yang bisa jadi pijakan PON ditunda. Pertama adalah menjadikan momen lain di dunia sebagai alasan. Olimpiade 2020, Euro 2020, Copa America 2020 ditunda pelaksanaannya untuk menghindari mewabahnya corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline