Lihat ke Halaman Asli

rokhman

TERVERIFIKASI

Kulo Nderek Mawon, Gusti

Gasperini Remuk di Inter, Melambung di Nerazzurri

Diperbarui: 10 Maret 2020   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: AFP/EMILIO ANDREOLI/GETTY IMAGES

Warna hitam biru memberi dua cerita yang berbeda bagi Gian Piero Gasperini. Pelatih yang kini berusia 62 tahun itu pernah mengalami masa suram di tim hitam biru. Namun, dia juga mengalami masa indah bersama tim hitam biru lainnya.

Gasperini pernah menangani tim biru hitam, Inter Milan di tahun 2011. Saat itu, di musim 2011-2012, Inter secara mengejutkan mendapuk Gasperini sebagai pelatih menggantikan Leonardo. Keputusan menggaet Gasperini memunculkan cibiran. Maklum saja, Gasperini memang tak memiliki rekam jejak menawan.

Sebelum melatih Inter Milan, Gasperini adalah pelatih Crotone dan Genoa. Padahal, jika mengacu pada performa Inter Milan saat itu, Inter membutuhkan pelatih berkelas agar kembali bisa juara Liga Italia karena di musim sebelumnya, Inter gagal menjadi juara dan AC Milan yang jadi juara Liga Italia.

Ujian pertama Gasperini kala itu adalah melawan AC Milan di ajang Piala Super Italia. Di ujian pertama, Gasperini gagal karena Inter Milan kalah 1-2. 

Ujian selanjutnya adalah di Liga Italia. Sayangnya di awal musim itu, Inter juga babak belur. Inter secara total di lima laga (termasuk Piala Super Italia), tak pernah menang. Kalah empat kali dan seri sekali. Hasil buruk di awal musim itu membuat Inter Milan langsung memecat Gasperini. Gasperini pun hanya melatih Inter Milan hanya tiga bulan kurang tiga hari, yakni dari 24 Juni sampai 21 September 2011.

Setelah kegagalan di Inter Milan itu, nama Gasperini tenggelam. Setelah nganggur jadi pelatih kisaran setahun, Gasperini kemudian melatih Palermo dan setelahnya menjadi pelatih Genoa. Namun, di dua klub itu, pencapaian Gasperini tak istimewa.

Akhirnya pada 2016, Gasperini melatih Atalanta, tim yang memiliki julukan seperti Inter Milan, yakni Nerazzurri karena identik dengan warna hitam biru. 

Di musim pertama, Gasperini memberikan hasil yang bagus. Atalanta berhasil duduk di posisi 4 klasemen akhir Liga Italia musim 2016-2017. Atalanta berhak lolos ke Liga Europa. Di musim 2017-2018, performa Atalanta menurun karena hanya berada di posisi 7 klasemen akhir Liga Italia. Namun, Gasperini tetap dipertahankan manajemen.

Di musim 2018-2019, Atalanta berada di posisi tiga klasemen akhir Liga Italia. Atalanta pun berhak bermain di Liga Champions musim 2019-2020. Di musim 2019-2020 ini, performa Atalanta sangat mengagumkan. Sampai pekan 25, Atalanta ada di posisi empat klasemen sementara Liga Italia. Atalanta sampai pekan 25, menjadi tim paling produktif di Liga Italia. Atalanta mampu mencetak 70 gol.

Bahkan, Atalanta pun menjadi klub paling produktif di tiga liga level atas pada tiga negara, yakni Liga Italia, Liga Inggris, dan Liga Spanyol. Performa bagus Atalanta tak hanya di Liga Italia, mereka secara mengejutkan juga bermain bagus di Liga Champions.

Kesempatan Melaju Jauh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline