Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Arus Informasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Wow!. Semenjak situs wikileaks mengudara dan ketahuan membocorkan dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat, Indonesia pun tak mau ketinggalan. Sebuah situs yang diklaim memilki keigninan yang sama dengan wikileaks pun diluncurkan. Namanya Indoleaks. Indoleaks, berusaha akan menampilkan dokumen-dokumen rahasia yang ada di Indonesia. Menurut informasi dari beberapa portal berita, diantaranya kasus lumpur lapindo dan G-30 s/PKI. Di satu sisi, memang terlihat menarik, keberanian orang-orang yang membuat Indoleaks dengen membeberkan informasi-informasi yang selama ini tidak diketahui. Tapi apakah masyarakat Indonesia siap menerima hal tersebut?. Mengingat selama ini, masyarakat memilki kecendrungan "terlalu cepat percaya" dengan informasi yang mengalir. Tak perlu jauh-jauh, peristiwa erupsi gunung merapi yang dilaporkan secara berlebihan oleh beberapa reporter televisi, sempat membuat ibu saya panik. Saya yang saat itu berada di radius sekitar 30 km dari gunung merapi, mengatakan kepada ibu saya, "matikan saja televisinya, kalau mau denger informasi yang valid denger radio streaming dari para relawan saja."

Ibu saya bertanya, "radio streaming itu apa?."

Nah kalau yang ini saya harap maklum, ibu saya agak sedikit gaptek. :D

Sekarang dengan hadirnya informasi berbasis web dari indoleaks, siapakah yang masyarakat percayai?. Gaya hidup dengan begitu terbukanya arus informasi membuat sebagian dari kita terlalu cepat mengambil keputusan, bahkan men-judge sesuatu dengan cepat dan tanpa dasar pula.  Jika akhirnya indolekas mampu memberikan informasi yang valid tentang g-30 s pki misalnya, apakah pendapat itu hanya pendapat subjektif saja?. Bagaimana dengan ahli sejarah yang telah mencoba meneliti bertahun-tahun. Jangankan hal itu, kita pun sampai sekarang masih belum memastikan versi siapa yang benar?. Jangan-jangan, kemudian akan muncul informasi-informasi yang dilakukan hanya untuk kepentingan sekelompok orang, yang ingin mengacau dengan informasi-informasi yang terkadang belum teruji validitasnya. Dan sebagian masyarakat kita terlalu mudah menerima informasi dengan gaya hidup yang instan dan begitu cepat.  Seakan tak mampu melihat sebuah akar pemasalahan dengan lebih jernih dan cerdas.  Hanya melalui media televisi saja misalnya, seseorang seakan-akan berhak menetukan siapa yang salah.

Jika ingin membuat informasi yang benar-benar segar dan mampu diterima dengan masyarakat, buatlah sebuah informasi yang jelas. Dan cobalah untuk menghindari penggunaan-penggunaan bahasa yang memprovokasi. Coba perhatikan dua stasiun televisi yang selalu menyajikan berita-berita. Karena dimiliki oleh dua orang yang punya "power", perhatikanlah dengan baik dan simak dengan seksama, bagaimana ketika para jurnalis mereka menyajikan sebuah berita. Apalagi berita tersebut menyangkut isu yang sedang hangat.

Sekarang bagi kita semuanya belajar untuk memilah informasi yang mana yang patut kita dengarkan saja, atau informasi mana yang memang sesuai dengan kebutuhan kita dan mampu membuat kita bereaksi terhadap yang bernar dan salah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline