Dalam perkembangan dengan hadirnya eksistensi dialek Bekasi dalam pengaruhnya secara alami, tidak terstruktur dengan jelas daripada Bahasa Melayu. Ada beberapa linguistik sebagai ciri-ciri yang dipakai, seperti menggunakan awalan me- dan diakhiran -in. Menjadi pembeda dari dialek Betawi Jakarta adalah pelafalannya (Sopandi, 2011: 98).
Seperti apa yang dikemukakan bahwa Bekasi menjadi tempat dari segi perkembangan yang beragam Bahasa. Dialek-dialek Bekasi dalam dekade belakangan ini dikritisi dengan peruntukannya serta terkesan mengadopsi dari dialek Betawi Jakarta. Oleh karena itu, dialek Bekasi lebih diapresiasi untuk mengembangkan kebudayaan Bekasi.
Dilema dalam mengembangkan dialek Bekasi di daerah Bekasi pun bisa dilihat dari pindahnya wilayah Kabupaten Bekasi yang kala itu masih Bernama Kabupaten Jatinegara yang sebelum tahun 1949 masuk wilayah Jakarta dan akibat dari wilayah Republik Indonesia dan Republik Indonesia Serikat.
Akan tetapi bahasa yang dipakai oleh warga lokal Bekasi dibillang unik karena orang asli Bekasi berbicara bahasa Sunda atau hanya menggunakan dialeknya saja. Berdasarkan fakta bahwa memang Kota Bekasi merupakan kota urbanisasi dan diksi maupun kata-kata yang diucapkan oleh warga Bekasi pun lebih ke bahasa dan juga dialek Betawi.
Kemudian masyarakat Bekasi sekarang sudah mulai luntur budayanya, seperti bahasa yang dialek atau kosakata mirip dengan Betawi. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat kampung Bekasi asli masih menggunakan dialek Betawi pada saat berkomunikasi dengan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H