Lihat ke Halaman Asli

ArraziIlham

Muslim Moderat

Sebuah Pandangan Seorang Santri Milenial tentang Terpilihnya Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno

Diperbarui: 20 Agustus 2018   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah film atau drama, ada salah satu istilah yang cukup familiar yang dinamai "plot twist", singkatnya plot twist adalah perubahan mendadak atau tajam dari arah plot atau cerita. Tujuan nya, sudah pasti untuk menjaga tingkat ketertarikan penonton. banyak pola "plot twist" yang dapat ditemukan didalam sebuah film/ drama, salah satunya adalah pola unreliable narrator. Pola ini menjelaskan bahwa selama berjalan nya cerita, narrator memanipulasi cerita dan memberi informasi menyesatkan kepada penonton. Teknik ini digunakan untuk menciptakan suspense, untuk membuat penonton bingung dan terus menebak nebak. Istilah unreliable narrator diperkenalkan pertama kali oleh Wayne Booth pada awal tahun 1960 sebagai salah satu kritik sastra beliau.

Menyambung dari muqaddimah diatas, beberapa hari yang lalu ada sebuah pola "unreliable narrator" menarik dari sebuah "drama" konstelasi politik nasional yang sampai saat ini menarik untuk dibahas,mungkin semua orang tahu bagaimana akhirnya pak Jokowi yang memilih KH. Ma'ruf Amin padahal didetik-detik terakhir nama professor Mahfud MD adalah yang terkuat untuk menemani beliau. juga bagaimana pak Prabowo yang menunjuk bang Sandiaga Sallahudin Uno sebagai wakil presiden dimana saat itu namanya tidak ada dalam daftar hasil ijtima para ulama yang mendukung beliau. Memang politik adalah drama, penuh intrik dengan berbagai plot twist didalamnya, pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk memberikan sebuah pandangan tentang keadaan yang terjadi. Penunjukan KH Maruf Amin memang sangat diluar perhitungan para penonton setia drama pemilihan wapres ini, ada berbagai alasan menurut saya mengapa akhirnya nama KH Maruf Amin yang keluar , pertama, ketidakmampuan pak Jokowi dalam mengatasi tekanan orang-orang disekitarnya, nama KH Maruf dinilai sebagai pilihan yang "aman" atas kekhawatiran berubahnya dukungan partai dan elemen lain, terutama kemungkinan terbentuknya poros ketiga yang bisa saja mengganggu suara Jokowi dalam pemilu. Statement Prof Mahfud saat memberikan klarifikasi yang mengatakan bahwa pak Jokowi sendiri yang mengatakan "saya ditekan dan ini pilihan terbaik" memperkuat argument ini. kita semua tahu bahwa PKB mengancam akan keluar jika tidak menjadikan ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar sebagai wakil presiden. Pak Jokowi juga dihadapkan dengan kekuatan politik eksternal seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang memberikan peringatan keras bahwa wakil presiden harus dari kader mereka jika tetap masih ingin mendapat dukungan dari NU, statement itu sendiri dibarengi dengan pernyataan oleh salah seorang petinggi NU bahwa Prof Mahfud bukanlah representasi dari NU itu sendiri, padahal jika berandai-andai, calon wakil presiden yang tepat untuk pak Jokowi adalah Prof Mahfud. Hasil survei menunjukan bahwa elektabilitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan kandidat lainya. Sosok nya diterima oleh semua pemilih muslim. pengalaman Mahfud dalam pemerintahan juga dinilai mampu menambal kekurangan pemerintah Jokowi dalam agenda hukum dan anti korupsi. Kemudian yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah posisi KH Maruf Amin yang dinilai tidak akan menjadi ancaman bagi mereka (para elite partai) pada pilpres 2024 nanti juga bisa menjadi alasan kenapa beliau yang dipilih dan diterima. Yang kedua, pak Jokowi ingin menyasar kepada pemilih muslim sekaligus menghentikan perang dengan kubu sebelah pada pemilihan sebelumnya, pak Jokowi dikenal kurang populer dikalangan pemilih muslim karena sering dituduh berbagai kebijakanya yang tidak pro terhadap kaum konservatif islam, untuk itu kehadiran KH Maruf Amin diharapkan dapat menghapus dan meredakan permasalahan yang jika terus berlanjut dapat memecah belah bangsa tsb.

jokowidanmaruf100818-3-5b7933676ddcae4b8423c244.jpg

Banyak yang mempertanyakan pasangan ini karena melihat karakter juga trackrecord kedua nya, pak Jokowi yang kadang mendukung isu pluralisme sementara KH Maruf Amin adalah ulama yang konservatif. Akan tetapi menurut pandangan saya pasangan ini bisa sangat pas jika dapat ber integrasi nanti nya. Sosok pak Jokowi yang nasionalis pluralis akan diseimbangkan dengan wibawa serta kemuliaan seorang Ulama besar KH Maruf Amin, tantangan terbesar pak Jokowi selama memerintah kemarin adalah beliau tidak dapat dapat menjangkau suara kaum muslimin sehingga menciptakan sebuah sekat yang membagi masyarakat kita kedalam dua kubu. Diharapkan dengan kehadiran seorang ulama besar disebelah beliau dapat menghancurkan sekat ini. Sebagai seorang santri saya sangat senang jika nanti nya ada seorang ulama besar di dalam istana. Pastinya akan menjadi penyeimbang, penasihat,juga penyempurna setiap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pak Jokowi.

Sementara dikubu lawan beliau, penunjukan bang Sandiaga Uno juga tidak kalah mengejutkan nya, pak Prabowo yang memang sering meminta pendapat para ulama dalam menentukan langkah politiknya, sebelumnya direkomendasikan dua nama, yang pertama adalah Ustadz Abdul Somad dan ketua Majlis Syuro PKS, Salim Segaf Al-jufri. Akan tetapi didetik-detik terakhir justru nama politisi muda yang juga saat ini menjabat sebagai  wakil gubernur DKI Jakarta yaitu, bang Sandiaga Sallahudin Uno yang akhirnya dipilih oleh jenderal bintang 3 tersebut. Menurut pendapat saya alasan pertama penunjukan bang Sandi adalah  betapa kuatnya karakter pak Prabowo yang berani memilih wakil dari partai nya sendiri sebagai jalan tengah dimana saling keras kepala para partai pendukungnya, disaat PAN dan PKS menginginkan calon  dari masing-masing kader nya atau calon dari luar partai politik yang lebih netral tetapi dapat meraup suara yang lebih banyak. Sementara partai Demokrat yang menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono untuk naik  menjadi wakil presiden. Sebenarnya pasangan yang pas dan dapat mendongkrak elektabilitas beliau adalah Ustad Abdul Somad, akan tetapi beliau dengan begitu mulianya menolak ajakan itu dengan mengatakan "saya hanyalah guru ngaji". Bagaimana dengan pak Salim Segaf Al-jufri? ada beberapa alasan pak Prabowo tidak memilih ketua majlis syuro PKS ini, menurut pendapat saya pertama ada di elektabilitas beliau, tentu pak Prabowo akan mencari wakil yang tidak hanya kompeten dan memiliki latar belakang islam yang kuat, nama yang populer juga menjadi pertimbanagan besar beliau, karena perlu diingat ini adalah tahun ketiga beliau menyalonkan diri pada pemilihan presiden dan wakil presiden , ditambah beberapa partai pendukung yang kurang menyetujui beliau. Kemudian ada nama AHY, sebenarnya AHY adalah solusi yang pas untuk pak Prabowo selain UAS, dari segi elektabilitas, kemampuan logistik, kesamaan latar belakang, juga adanya "the power of SBY" sudah cukup untuk menjadi bekal menantang duet Jokowi-KH Maruf Amin, akan tetapi sepertinya mayoritas koalisi yang mendukung beliau, terutama PKS dan PAN tegas tidak menyetujui penunjukan AHY. Alasan kedua yaitu bang Sandi adalah paket komplit dari berbagai calon  yang sebelum nya ada.

102902234-cf1519c7-3f11-4596-9e23-d1f07846d8e2-5b793d706ddcae76654913f3.jpg

Beliau dikenal sebagai pengusaha sukses yang diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah ekonomi terutama ekonomi mikro dinegara kita, beliau juga disenangi oleh kelompok milenial, perempuan, hingga ibu rumah tangga sehingga diharapkan dapat menarik suara dari elemen-elemen tersebut. Selain itu beliau juga dikenal sebagai salah satu pengusaha muslim yang taat, presiden PKS menyebut bahwa bang Sandi adalah santri di era-post islamisme, beliau memang seolah memberikan contoh bahwa "dakwah populer" yang dapat membuat gejala religiusitas berkembang di masyarakat tanpa harus melalui media "mimbar". Sepertinya sampai saat ini pak Prabowo sudah tepat dalam memilih wakil, namun beliau harus menjawab sedikit kegelisahan umat islam yang menganggap bahwa ia tidak menggubris ijtima para ulama. Tentu pastinya saya yakin pemilihan bang Sandi pun adalah ijtima para ulama yang ada dibelakang beliau. namun saya harap pak Prabowo dan para tokoh agama yang ada dibelakang beliau akan menjelaskan hal ini juga kepada publik.

Kedua pasangan telah resmi mendaftar kepada KPU dan juga telah lolos kesehatan, saya katakan situasi saat ini sangant sulit memprediksi siapa yang akan berjaya di 2019 nanti, juga menarik untuk ditunggu apakah ada "plot twist" lain kedepan nya.

Siapapun yang menakhodai negeri ini, Jokowi-KH Maruf Amin atau Prabowo-Sandiaga Uno kita doakan agar mereka dapat menjalankan amanah sebaik baik nya dan dapat membawa Indonesia menjadi negeri baldatun thayyibatun warrabun ghafur.

sumber : https ://nasional.kompas.com/read/2018/08/13/20113061/mengapa-jokowi-pilih-marud-dan-prabowo-pilih-sandiaga?page=all

                    https://tirto.id/menjual-sandiaga-uno-klaim-dan-kenyataan-post-islamisme-ala-pks-cRM2

                    gambar diambil dari website : kabar24.bisnis , bbc.com, www.brillio.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline