Siapa yang tidak tertarik memiliki rumah mewah, mobil elit dan fasilitas mengkilap serta mempunyai uang nan tak terhingga. Semua impian itu bisa terwujud, ketika seseorang bekerja keras. Seperti pepatah mengatakan siapa yang manaman, akan menuai. Ada yang mewujudkan impiannya dengan cara yang tercela, seperti korupsi dan merampok. Ada juga yang berusaha dengan giat, menjadi pengusaha.
Sekarang ini, kebanyakan masyarakat menilai yang bekerja itu yang menjadi pegawai, entah itu PNS, honorer atau kerja di perusahaan. Selebihnya, dianggap tidak bekerja atau menganggur. Ini sudah menjadi isu sosial kita hari ini. Seseorang dinilai bedasarkan status sosialnya. Entah mengapa. Sarjana berdagang dianggap lucu, karena tidak sesuai dengan jurusannya, sarjana memiliki inovasi untuk kemajuan, dicemooh dan dianggap anak baru gede. Sehingga, karena ketakutan menjadi bahan pertanyaan, sarjana lebih banyak mencari kerja. Bahkan ada yang rela kerja 7 hari seminggu dengan gaji tidak seberapa dan kerja administrasi yang luar biasa. Dalih awal, mencari pengalaman.
Banyaknya pencari kerja, tidak sebanding dengan kebutuhan perusahaan dan kantor kepada pencari kerja. Sehingga, lebih banyak akhirnya yang menjadi penganggur dari pada yang menjadi pekerja. Kadang ada yang terpaksa untuk kerja serabutan, yang parah lagi tidak mendapat pekerjaan, hanya duduk bermalas-malasan di rumah. Ini menjadi akibat karena orientasi mencari kerja bukan membuat pekerjaan.
Semuanya, tidak bisa dikatakan benar atau salah semuanya. Karena itu merupakan opini masyarakat hari ini. Padahal sarjana sejatinya, sarjana dituntut kreatif. Seperti membuka usaha, CV, lembaga, yayasan, LSM dan lain sebagainya yang bisa membantu masyarakat, sesuai dengan ilmunya. Namun kebanyakan orang, ingin berada di zona aman. Seperti menjadi PNS, biar gaji sedikit pasti dan dan diakhirnya mendapat pensiun. Jadi, pagi kerja, pulang sore. Begitu seterusnya. Tidak memiliki tantangan.
Zona aman, seperti itulah, yang sekarang banyak diminati. Sehingga yang lebih baik tidak terpikirkan, ataupun kalau terpikir, tidak direalisasikan. Coba kita baca buku motivasi orang-orang sukses dengan penghasilan yang tak terhingga. Apakah mereka menjadi pegawai?
Jawabannya tidak, mereka adalah orang yang kreatif. Bisa menciptakan hal sederhana menjadi luar biasa. Contohnya, PT. Aqua Golden Mississippi ( AGM ) yang didirikan oleh Tirto Utomo tahun 1973. Awalnya orang sinis dengan ide Tirto Utomo untuk menjual air minum kemasan botol yang harga per botol awalnya sama dengan harga 1 liter bensin Premium. Tapi sampai sekarang ini sudah menjadi kebutuhan semua orang. Karena dengan slogan air bersih an sehat, orang lebih percaya dengan air berkemasan ini. Begitu juga Hendy Setiono, presiden direktur Kebab Turki Baba Rafi. Prestasinya tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Mengapa? karena melakukan hal-hal kreatif juga.
Banyak contoh lain, yang menjadi acuan bagi kita. Sabtu (07/04) kemaren, saya mengunjungi Sub Terminal Agribisnis (STA) Baliak Mayang unit dari LKM-A Pincuran Bonjo di Kelurahan Padang Alai Kec. Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh. Fairizal Ilyas, S.Sos sebagai manajer LKM-A pincuran Bonjo, mengatakan awalnya ia bersama teman-teman dianggap sebelah mata oleh masyarakat, tetapi sekarang dengan kesuksesannya mengatur dan memotivasi masyarakat melalui pengaturan pemasaran hasil tani. "Akhirnya sekarang, masyarakat disini sudah mulai sejahtera," katanya.
Banyak sebetulnya masih bisa dilakukan selain mencari kerja. Yaitu membuat pekerjaan. Di sepanjang jalan bisa kita lihat spanduk besar dengan slogan Ayo Menjadi pengusaha. slogan, ini harapannya bukan hanya sekedar slogan. Tetapi bisa digerakkan oleh berbagai elemen masyarakat. karena dengan menjadi pengusaha, banyak masyarakat yang terbantu. Jadi ayo menjadi pengusaha.
Harian Singgalang, 19/04/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H