Lihat ke Halaman Asli

Meracik Produktivitas di Libur Imlek: Strategi Baru Dongkrak Kinerja Profesional Indonesia

Diperbarui: 18 Januari 2025   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels

Di tengah transformasi budaya kerja, libur panjang Imlek 2025 menjadi momentum kritis bagi produktivitas nasional. Pendekatan baru yang menggabungkan kearifan tradisional dengan strategi modern menunjukkan hasil menjanjikan di berbagai sektor industri.

Setiap menjelang libur panjang, Anita Darmawan (35) selalu dihadapkan pada dilema yang sama. Sebagai Kepala Divisi Digital Marketing di salah satu bank BUMN, ia harus memastikan timnya tetap produktif meski ada jeda libur Imlek selama lima hari. "Tahun lalu, butuh hampir dua minggu bagi tim untuk kembali ke performa optimal setelah libur panjang," ungkapnya kepada Kompas, Jumat (17/1/2025).

Pengalaman Anita bukanlah kasus terisolasi. Survei terbaru Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan 65% pekerja profesional di Indonesia mengalami penurunan produktivitas signifikan pasca libur panjang, dengan total potensi kerugian ekonomi mencapai Rp 27 triliun per tahun.

"Fenomena ini perlu dilihat sebagai tantangan struktural, bukan sekadar masalah individual," ujar Dr. M. Hanif Dhakiri, pengamat ketenagakerjaan dan mantan Menteri Ketenagakerjaan, dalam diskusi virtual dengan Kompas, Kamis (16/1/2025).

Namun, di tengah tantangan tersebut, sejumlah perusahaan Indonesia justru berhasil mengembangkan pendekatan inovatif. Bank Mandiri, misalnya, mencatat peningkatan produktivitas 32% pada kuartal pertama 2024 setelah menerapkan program "Mindful Long Weekend" saat libur Imlek tahun lalu.

Evolusi Budaya Kerja

pexels

Data BPS menunjukkan pergeseran signifikan dalam pola kerja profesional Indonesia. Sebanyak 73% pekerja sektor formal kini menerapkan sistem hybrid, meningkat dari 45% pada 2023. "Ini momentum tepat untuk mendefinisi ulang makna produktivitas dalam konteks Indonesia," jelas Dr. Rhenald Kasali, Guru Besar FEB UI.

Riset kolaboratif Universitas Indonesia dengan Deloitte Indonesia (Desember 2024) mengungkap tren menarik: perusahaan yang berhasil mengintegrasikan kearifan lokal dalam strategi produktivitasnya mencatat tingkat engagement karyawan 47% lebih tinggi.

"Tahun Baru Imlek bukan sekadar libur panjang, tapi momentum reset yang sejalan dengan filosofi pembaruan dalam budaya Tionghoa," tambah Prof. Dr. Aryana Satrya, pakar SDM dari UI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline