Lihat ke Halaman Asli

Bitcoin Meroket Lagi! Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Lonjakan Harga Ini?

Diperbarui: 12 November 2024   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenaikan harga Bitcoin kembali menjadi sorotan utama di pasar keuangan, menarik perhatian tidak hanya dari investor ritel, tetapi juga dari lembaga keuangan besar. Dalam beberapa bulan terakhir, harga Bitcoin mengalami peningkatan drastis, menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya mendorong lonjakan ini? Untuk memahami fenomena ini, kita perlu melihat faktor fundamental yang membentuk fondasi pasar kripto, mulai dari kebijakan ekonomi global hingga teknologi blockchain yang semakin canggih.

1. Pengaruh Kebijakan Ekonomi Global Terhadap Harga Bitcoin

Di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak, Bitcoin telah muncul sebagai "emas digital" yang menarik perhatian investor sebagai pelindung nilai. Inflasi tinggi, pelemahan mata uang fiat, dan kebijakan suku bunga rendah di berbagai negara besar mendorong banyak pihak untuk mencari aset alternatif yang lebih tahan terhadap tekanan inflasi. Misalnya, data dari Federal Reserve menunjukkan peningkatan inflasi di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, yang memicu kekhawatiran bahwa daya beli dolar AS akan terus menurun.

Bitcoin, yang memiliki pasokan terbatas sebesar 21 juta, dianggap lebih tahan terhadap inflasi dibandingkan mata uang fiat yang dapat dicetak tanpa batas. Sebuah studi dari Journal of International Financial Markets, Institutions & Money menyatakan bahwa ketidakstabilan makroekonomi dapat meningkatkan permintaan terhadap aset kripto sebagai alat lindung nilai, sehingga Bitcoin menjadi salah satu pilihan investasi bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan dari dampak inflasi.

2. Permintaan Institusional dan Dampaknya Terhadap Likuiditas serta Volatilitas

Beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan dalam minat institusional terhadap Bitcoin. Perusahaan-perusahaan besar seperti MicroStrategy dan Tesla telah mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk berinvestasi di Bitcoin. Selain itu, lembaga keuangan tradisional, seperti Fidelity dan JP Morgan, mulai menawarkan layanan terkait Bitcoin, baik berupa manajemen aset maupun layanan transaksi.

Masuknya investor institusional ini tidak hanya meningkatkan likuiditas di pasar, tetapi juga memberikan legitimasi lebih lanjut bagi Bitcoin sebagai kelas aset yang layak. Menurut Global Finance Journal, kehadiran institusional dalam pasar kripto cenderung mengurangi volatilitas harga dalam jangka panjang, karena jumlah modal yang besar membuat pasar lebih stabil dibandingkan saat hanya didominasi oleh investor ritel.

3. Regulasi dan Sikap Pemerintah: Mendorong Kepercayaan atau Menambah Risiko?

Salah satu faktor yang memengaruhi adopsi dan harga Bitcoin adalah regulasi pemerintah. Di beberapa negara, regulasi terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya masih bersifat ambigu atau bahkan ketat. Namun, negara-negara seperti AS dan beberapa negara di Eropa mulai menunjukkan sikap yang lebih mendukung dengan mengatur dan memperjelas aturan terkait penggunaan kripto.

Regulasi yang jelas ini memberikan keamanan bagi investor karena mengurangi risiko terkait keabsahan transaksi dan perlindungan hukum. Sebuah artikel dalam Journal of Financial Regulation and Compliance mencatat bahwa regulasi yang mendukung dapat mendorong kepercayaan investor terhadap aset digital, dan ini mendorong adopsi yang lebih luas. Namun, regulasi yang terlalu ketat atau larangan terhadap Bitcoin juga dapat berdampak negatif terhadap pasar, seperti yang terlihat di negara-negara yang melarang total penggunaan kripto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline