Lihat ke Halaman Asli

Kepercayaan Terguncang! Bagaimana Video Viral Mengubah Persepsi Kita Tentang Keamanan di Sekolah

Diperbarui: 25 September 2024   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Dampak Video Viral di Lingkungan Pendidikan: Mengguncang Kepercayaan Publik Terhadap Guru dan Sekolah

 

Kekhawatiran Masyarakat dan Latar Belakang KasusKasus video viral yang melibatkan seorang guru dan murid di Gorontalo menjadi topik yang ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak orang tua, pendidik, dan masyarakat umum merasa khawatir dengan fenomena ini, mengingat sekolah adalah tempat yang seharusnya aman bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Namun, insiden ini mengungkap adanya kelemahan dalam pengawasan dan etika profesional di lingkungan pendidikan.

Bagi banyak orang tua, sekolah merupakan perpanjangan tangan dari rumah, di mana anak-anak dipercayakan untuk menerima pendidikan dan perlindungan. Ketika kepercayaan ini dikhianati oleh oknum di dalam institusi pendidikan, efeknya dapat sangat mendalam. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh mereka yang terlibat langsung, tetapi juga seluruh ekosistem pendidikan. Sebagai akibat dari viralnya video tersebut, masyarakat mulai mempertanyakan integritas profesi guru dan keamanan di sekolah.

Kasus ini menjadi sorotan karena menyangkut aspek fundamental: keamanan, etika profesional, dan pengawasan. Di era digital, di mana setiap peristiwa dapat direkam dan disebarkan dalam hitungan detik, dampak dari tindakan tidak pantas seperti ini tidak hanya merusak reputasi individu, tetapi juga memperburuk citra institusi yang seharusnya melindungi siswa.

Lemahnya Pengawasan dan Rendahnya Literasi Digital

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

  • Pengawasan yang Tidak Optimal

Salah satu akar permasalahan dari insiden ini adalah lemahnya sistem pengawasan di sekolah. Meskipun ada berbagai regulasi yang bertujuan untuk melindungi siswa, implementasinya sering kali tidak maksimal. Guru, sebagai pengampu moral dan penegak disiplin di sekolah, terkadang kurang mendapat pengawasan dalam menjalankan tugasnya. Kurangnya mekanisme kontrol internal yang ketat membuat perilaku tidak pantas sulit dideteksi sejak dini. Kondisi ini dapat menciptakan celah bagi terjadinya pelanggaran etika dan bahkan tindakan kriminal.

Menurut sebuah penelitian di jurnal Educational Administration Quarterly, pengawasan yang efektif harus melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, termasuk kepala sekolah, pengawas, serta kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat. Namun, jika semua pihak tidak aktif menjalankan peran ini, maka pengawasan akan menjadi tidak efektif, seperti yang terlihat dalam kasus di Gorontalo.

  • Literasi Digital yang Rendah

Di sisi lain, fenomena video viral ini juga menyoroti pentingnya literasi digital di kalangan pendidik dan siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tidak hanya bertugas mengajarkan materi akademis, tetapi juga harus membekali siswa dan guru dengan kemampuan menggunakan teknologi secara bijak. Rendahnya pemahaman akan etika penggunaan teknologi dapat mengakibatkan penyalahgunaan alat-alat digital, seperti perekaman atau penyebaran konten yang tidak sesuai.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Digital Literacy in Education menyebutkan bahwa literasi digital sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman di era modern. Ketika sekolah tidak secara proaktif memberikan pendidikan literasi digital, siswa dan bahkan pendidik dapat terjebak dalam tindakan yang merugikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline