Lihat ke Halaman Asli

Sudah Cukup Diam! Langkah Nyata Menghentikan Kekerasan Terhadap Wanita dan Anak

Diperbarui: 21 September 2024   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Kekerasan terhadap wanita dan anak adalah sebuah isu yang kian hari kian menekan kesadaran masyarakat. Baik dalam ruang publik maupun di rumah, korban kekerasan sering kali terjebak dalam situasi yang sulit, di mana suara mereka terbungkam oleh rasa takut, tekanan sosial, atau ketidakberdayaan. Masyarakat menyaksikan hal ini, namun tak jarang memilih diam. Pertanyaannya, sampai kapan kita hanya menjadi penonton?

Keresahan Isu Kekerasan: Latar Belakang yang Meluas

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Kekerasan terhadap wanita dan anak mencakup berbagai bentuk---fisik, emosional, hingga seksual. Menurut Abel & Kajumulo (2021), data menunjukkan peningkatan signifikan kasus kekerasan domestik selama pandemi. Tekanan ekonomi, isolasi, dan ketidakpastian hidup memicu konflik yang berujung pada kekerasan, terutama di lingkungan rumah tangga. Hal ini diperburuk dengan adanya faktor budaya dan sosial yang sering kali menormalisasi perilaku kekerasan atau menyalahkan korban.

Di ruang publik, wanita dan anak-anak juga kerap menjadi target pelecehan, baik secara verbal maupun fisik. Media sosial kini memfasilitasi platform bagi korban untuk berbicara, namun ironisnya, media ini juga menjadi tempat bagi para pelaku untuk bertindak tanpa takut konsekuensi.

kekerasan terhadap wanita dan anak sering kali berhubungan dengan struktur kekuasaan patriarkal dan ketidaksetaraan gender

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Dalam banyak kasus, pelaku kekerasan merasa memiliki kontrol atau kekuasaan atas korbannya. Penelitian oleh Kelley (2021) menunjukkan bahwa pandangan yang mengakar dalam budaya mengenai dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan berkontribusi besar pada praktik kekerasan ini.

Dampaknya tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan kekerasan sering mengalami trauma yang mendalam, yang dapat berdampak pada perkembangan mental mereka di kemudian hari. Begitu pula dengan wanita, yang kerap kali harus menanggung beban rasa malu, bersalah, atau bahkan kehilangan kepercayaan diri setelah menjadi korban kekerasan.

Menghentikan kekerasan terhadap wanita dan anak adalah tanggung jawab kita bersama

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline