Lihat ke Halaman Asli

Ilham Adli

kaum proletariat

Kopiku, Puisiku

Diperbarui: 18 Desember 2024   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar senja di RTH Karangharjo: gambar oleh camera Samsung A51

Kopi hitam, pahitnya lirih,
Seperti sunyi yang tak terucap,
Asap mengepul, membawa kisah,
Lembar waktu yang kusisipkan di cangkirku.

Setiap teguk adalah bait-bait kerinduan,
Hangatnya mengalir hingga jiwa,
Mencairkankan rindu yang membeku,
Menghidangkan rasa yang tak tersurat.

gambar RTH Karangharjo sore hari: dokumentasi pribadi


Puisiku lahir di aroma kopi hitam yang harum wangi,
Di antara bisikan sore dan denting waktu,
Kata-kata mengalir seperti sruputan kopi hangat,
Mengisi ruang yang kosong di jiwa.

Mega merah menghadirkan rasa membara,

tanpa rasa iba kuteguk si hitam,

berlarian awan menunjukkan kegelisahan rindu,

seteguk kopi melerai rasa emosimu.


Kopiku, saksi bisu harapanku,
Bersama sunyi, kita menyulam cerita filantropi,
Dalam gelap cairmu, ada terang,
Dalam pahitmu, kutemukan manisnya makna.

Ilham Adli
17.40
Rabu, 18 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline