Lihat ke Halaman Asli

Ilham

Hamba Allah Umat Muhammad

SNBP Lintas Jurusan, Baguskah?

Diperbarui: 30 Januari 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) merupakan seleksi yang sangat diidam-idamkan oleh para siswa kelas 12 untuk lolos masuk perguruan tinggi. Seleksi ini menggunakan sistem nilai rapot sekolah dimana pihak universitas akan menyeleksi nilai rapot yang diajukan oleh para siswa kelas 12 yang terpilih (eligible) untuk selanjutkan ditentukan apakah lolos atau tidak. 

       Selain nilai rapot, juga terdapat beberapa aspek yang dinilai dalam menentukan lolosnya calon mahasiswa, salah satunya aspek lintas jurusan. Aspek ini menerapkan mengenai hubungan jurusan calon mahasiswa di SMA sebelumnya dengan jurusan yang hendak digelutinya di dunia perkuliahan nanti. Jika di SMA siswa tersebut berada dalam jurusan X, maka besar kemungkinan untuk lolos untuk lolos juga di jurusan perkuliahan yang berkaitan dengan jurusan X. Sebaliknya, akan memiliki kemungkinan lolos yang kecil untuk lolos di jurusan Y di kampusnya nanti. Jika ditinjau lagi, aspek ini memiliki pandangan positif dan negatifnya. Mari kita lihat dari sisi negatifnya terlebih dahulu, karena katanya, yang baik-baik itu datangnya belakangan. Tentu penilaian ini saya tuliskan secara subjektif. Jika kamu tidak suka, tak apa, kan tulisan saya. Oke kita lanjutkan. 

Pandangan Negatif

       Seleksi Nasional Berbasis Prestasi dengan memperhatikan aspek lintas jurusan membuat tantangan bagi para siswa IPA yang ingin mendalami ilmu sosial menjadi lebih berat. Tentu banyak dari kalian yang bertanya kenapa tidak sekalian aja mengambil jurusan IPA ketika SMA?. Beberapa sekian persen dari siswa tentu sebelum memasuki dunia SMA belum mengetahui apa minatnya menentukan IPA atau IPS sehingga mereka memilih jurusan SMA secara ngasal. Akibatnya, berimbas pada pilihan jurusan kuliah mereka. Juga terdapat beberapa kasus lainnya, Salah satunya, Contoh, Siswa X menyukai jurusan IPS. Namun ketika dia mendaftar ke SMA, SMA tersebut mewajibkannya masuk jurusan IPA, atau bisa juga melewati tes psikotes yang menyebabkan dia masuk IPA. Tentu ini bukan minatnya, sehingga saat kuliah nanti, dia ingin lintas jurusan ke jurusan IPS, namun terhalang dengan kemungkinan lolos yang kecil, ditambah dengan pesaingnya yang banyak, membuat siswa tersebut insecure untuk bisa lolos lewat jalur SNBP.

Pandangan Positif

       Berkebalikan dengan sisi negatif, Seleksi Nasional Berbasis Prestasi dengan memperhatikan aspek lintas jurusan membuat tantangan bagi para siswa IPA yang memang ingin mendalami ilmu alam menjadi lebih ringan. Hal ini disebabkan daya saing yang diberikan oleh para siswa jurusan IPA yang ingin melanjutkan kuliah dengan jurusan IPS lebih kecil sehingga para siswa jurusan IPA hanya perlu fokus meningkatkan aspek-aspek lolos SNBP lain, bisa dengan prestasi akademik, pengalaman berorganisasi, DLL.

       Dari pandangan-pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa SMA merupakan masa penentuan dimana hal yang kita pilih di SMA dapat berimbas juga pada pilihan di kuliah nanti, bijaksana dalam memilih jurusan SMA, diskusikan dengan orang tua, dan perbanyak ibadah tuhan untuk mendapatkan petunjuk mengenai pilihan yang terbaik merupakan bentuk kepedulian kita demi masa depan kita kelak. Semoga selalu ada hikmah bagi mereka yang bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline