Sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Bumi Cendrawasih Tanah Papua, Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) telah berkomitmen untuk berkontribusi dengan seluruh stakeholders dalam upaya meningkatkan peran serta secara kolektif, mendukung pembangunan masyarakat di Tanah Papua melalui Tridharma Perguruan Tinggi Nasional dan Caturdharma Perguruan Tinggi Kemuhammadiyahan. Salah satu kontribusi itu dilakukan melalui komitmen yang tinggi untuk mendukung pemerintah dalam tatakelola sumberdaya alam pesisir, laut dan pulau kecil secara berkelanjutan di Tanah Papua.
Hal ini diwujudkan melalui partisipasi aktif Dosen, Mahaiswa dan Alumni Fakultas Perikanan UNAMIN dalam berbagai moment kegiatan akademik dan pemberdayaan kolaboratif seperti; kerjasama riset dengan lembaga swasta Non-Governmental Organization (NGO) nasional maupun intrnasional, kerjasama dengan Pemerintah Pusat Melalui UPT Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di Sorong, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) milik Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya, Praktisi Dunia Usaha dan Industri (DUDI) dan masyarakat lokal, tradisional dan masyarakat hukum adat sebagai basis hak ulayat pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
Keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah pesisir, laut dan pulau kecil di Indonesia merupakan kawasan produktif penyumbang devisa Negara khususnya pada sektor kelautan dan perikanan, pertambangan, transportasi dan pariwisata bahari. Wilayah pesisir, memiliki lebih dari satu sistem ekologi terintegrasi dengan sumberdaya alam dan sistem sosial kelembagaan masyarakat. Kesehatan ekologi pesisir sangat ditentukan oleh faktor eksternal dari daratan dan laut. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan (man-made). Ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), formasi pescaprea, formasi baringtonia, estuari, laguna dan delta, sedangkan ekosistem buatannya berupa daratan pulau dan pantai hasil reklamasi, tambak pesisir bahkan pemukiman dengan berbagai rekayasa pemanfaatan ruang. Hal penting lainnya bahwa dalam ekosistem pesisir terdapat aspek sumber daya manusia, khususnya masyarakat lokal. Uniknya potensi yang besar ini berjalan seiring dengan kerentanan kawasan yang tinggi di kawasan tersebut. Untuk itu pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau kecil seharusnya menjadi fokus perhatian bersama, sehingga optimalisasi sumberdaya di kawasan ini berjalan proaktif pada setiap tingkatan pemanfaat (user level) untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya yang ada.
"Tentu kita bersama menginginkan bahwa Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, dapat terus tumbuh beregenerasi menjadi semakin besar, minimal setara dengan sejarah peradaban maritim yang pernah berjaya di era para pendahulu kita".
Harus kita akui ada distorsi pemikiran tentang keilmuan perikanan dan kelautan di era milenial, anggapan bahwa keilmuan perikanan hanya mempelajari penangkapan ikan, budidaya ikan, olahan ikan dan makan ikan saja. Padahal ruang lingkup ilmu kelautan dan perikanan telah jauh berkembang dan bermatamorfosis menjadi keilmuan yang komprehensif menggabungkan sistem sosial ekologi (social ecological system) perairan modern.
Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi di Papua Barat Daya Fakultas Perikanan UNAMIN membuka ruang bagi setiap sivitas akademikanya untuk berkolaborasi bersama lembaga lain dengan orientasi keilmuan yang sama.
Upaya kolaborasi dengan berbagai stakeholders telah berlangsung lama dan semakin intensif dilakukan sejak satu dekade terakhir. Fakultas Perikanan UNAMIN menyadari bahwa di era distrubsi global saat ini kencenderungan terjadinya kerentanan (vulnerability) sangat besar terjadi disetiap lini, untuk itu diperlukan daya tahan (resilience) yang tinggi untuk tumbuh dan berkembang (survive) melalui kerjasama (kolaborasi) antar lembaga, baik di level Pemerintah Pusat/Daerah, swasta, industri, NGO hingga pada level kampung/desa. Setiap lembaga ini memiliki perannya masing-masing dalam upaya untuk meningkatkan resiliensi sumberdaya alam dan manusia.
Menurut Dekan Fakultas Perikanan UNAMIN Ahmad Fahrizal, M,Si, "selama ini Fakultas Perikanan telah ikut berkontribusi mengambil bagian dalam pertemuan ilmiah (scientict) dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) di Papua Barat dan Papua Barat Daya", seperti keterlibatan sebagai anggota tim riset kolaboratif pada Lembaga Pendidikan Tinggi Se-Sorong Raya (DIKTI SORAYA) dalam bidang perikanan skala kecil (small scale fisheries), ketahanan pangan komoditi perikanan, EAFM dan bidang kolaboratif lain.
Juga pada bidang pengabdian masyarakat Fakultas Perikanan UNAMIN bekerjasama dengan pemerintah Kampung dan lembaga Pendidikan Tinggi di luar Papua (Prodi BDP Universitas Muhammadiyah Makassar) untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi peningkatan ekonomi masyarakat kepulauan melalui pengolahan komoditi perikanan dan perlindungan sumberdaya pesisir dan laut secara berkelanjutan juga dengan lembaga lainnya. "Fakultas Perikanan UNAMIN berkomitmen untuk terus membuka ruang kerjasama secara komprehensif antar lembaga dimasa mendatang untuk menjawab tantangan pengelolaan sumberdaya perikanan yang samakin dinamis di Papua", tutup Fahrizal.
Salah satu bentuk kontribusi Fakultas Perikanan UNAMIN dalam menumbuhkan ekosistem kolaboratif antar lembaga dan mewujudkan prinsip kebersamaan dalam upaya mengelola sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan di Papua Barat dan Papua Barat Daya ialah dengan keiikutsertaannya dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Kunjungan Lapangan (Site Visit) Program USAID Kolektif di Kaimana pada tanggal 28 Februari -- 2 Maret 2023. Sebagai pelaksana kegiatan The United States Agency for International Development (USAID) menawarkan kerjasama Konservasi Laut Efektif (Kolektif) melalui Grant Implementation Agreement on Marine and Fisheries Portfolio (GIA-MFP) yang direncanakan berjalan selama 5 tahun kedepan. Kegiatan FGD berlangsung di Hotel Grand Papua Kaimana, dimaksudkan untuk mendapatkan input data potensi keanekaragaman sumber daya pesisir dan laut, sumberdaya manusia, kelembagaan masyarakat lokal, tradisional dan hukum adat, kelembagaan pengelola kawasan konservasi dan berbagi data penunjang lain.