Lihat ke Halaman Asli

Golpar: Golongan Tepar

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Saat asik main main game dan mendengar tv yang lagi nyala, tidak tau saluran apa, terdengar kata Golpar. Kemudian suara kembali terdengar "Maaf maksud kami Golkar". Saya yang lagi main game menoleh kearah tv. Ternyata Tv One lagi ngeliput kampanye Partai Golkar (Golongan Karya)

Teman disebelah nyeletuk "Ini mah tv dalam partai, bukan partai dalam tv." Hm, butuh waktu mikir maksud ucapan teman saya tadi. Oh saya ngerti, tidak mau kalah saya nyeletuk "Reporternya keselek, ngotot banget ngomong Golkar, jadi Golpar.....Golpar: Golongan Tepar". Spontan teman saya ngakak. Asal bunyi juga saya ini.

Reporter Tv One melaporkan sampai ke visi misi partai Golkar, suasana dukungan disana seperti apa. Saya kira, mungkin sedang kampanye. Sempat saya mikir hebat juga,punya uang, punya tv (media), dinaungi partai pula, maka kampanye makin mantep. Tapi pemilih kita umumnya Golput kemarin (nah ini lain lagi, kelakar dari Imam Waluyo yang diteruskan menjadi gerakan oleh Arief Budiman, aktivis demonstran angkatan '66, kritis terhadap politik pemerintahan di bawah Soeharto yang memberangus oposisi). Golput sebenarnya buka tidak mencoblos, tapi nyoblos bagian kertas putih saja.

Tepar biasa digunakan generasi kekinian singkatan terkapar, baru baca juga ternyata bahasa slengean Jakarta yang sebenarnya sudah lama. Tepar masih bertebaran diucapkan, baik yang abis pulang dugem langsung tepar, atau letih karena kerjaan langsung tepar, atau kadang digunakan menggantikan kata "sakit".

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline