Lihat ke Halaman Asli

Sulitkah Berubah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1301538967112275635

Kata “berubah” merupakan kata generik untuk sesuatu yang berbeda kondisi-nya pada selang waktu tertentu. Terlepas dari konteks – apakah positif maupun negatif -, berubah adalah sesuatu yang secara konstan terjadi. Tak terkecuali individu maupun organisasi, perubahan dibutuhkan karena tanpa usaha / interfensi apapun dari manusia, kondisi di lingkungan kita senantiasa berubah. Atasan baru, company-owner yang baru, kondisi ekonomi yang “terganggu” oleh perang, dll menuntut kita untuk belajar melakukan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan dengan sudut pandang yang baru. Namun seringkali “berubah” dirasakan begitu berat, mengeluarkan banyak energy dan melelahkan.

Mungkin saja perubahan itu sulit, karena kita tidak tahu tekniknya saja.

Chip & Dan Heat (2010) meng-analogi-kan manusia menjadi dua entitas, yaitu entitas emosional dan entitas logis. Jika anda terbangun di pagi hari karena jam weker anda berbunyi, kemudian secara sadar anda mematikan weker ini kemudian kembali berbaring di tempat tidur…maka entitas logis adalah bagian dari diri anda yang menyadari bahwa pada saat itu anda harus bangun, sedangkan entitas emosional adalah bagian dari diri anda yang – entah kenapa – tidak mau memerintahkan raga kita untuk bangun. Lalu kedua entitas ini di-representasi-kan dengan “Sang Pawang” dan “Sang Gajah”. Sang Gajah yang besar, kuat, bertenaga namun perasa me-representasi-kan entitas emosional, sedangkan Sang Pawang yang kecil, relative lebih lemah namun pintar, me-representasi-kan entitas logis kita.

Teknik yang disampaikan Chip & Dan Heath, secara generik adalah: Mengarahkan Sang Pawang, Memotivasi Sang Gajah dan Memudahkan Jalan. Sehingga untuk merubah individu atau organisasi secara efektif, seyogyanya menggunakan keseluruhan teknik yang digagas oleh Chip & Dan Heath ini.

Mengarahkan Sang Pawang

Seperti karakteristiknya yang relatif lemah, namun sangat logis, cerdas dan waspada, maka untuk mengarahkan Sang Pawang diperlukan pertimbangan yang masuk akal. Informasi yang cukup mengenai sebab-akibat dan sasaran perubahan perlu anda jelaskan dengan baik. Buat Sang Pawang menyetujui mengapa perubahan harus terjadi. Pada saat ini, fakta-fakta, kejelasan target dan kejelasan langkah kerja akan sangat membantu dalam mengarahkan Sang Pawang.

Memotivasi Sang Gajah

Seperti karakteristiknya yang kuat, bertenaga namun cenderung perasa, maka untuk memotivasi Sang Gajah diperlukan pendekatan emosional. Buat Sang Gajah merasa tergugah untuk melakukan sesuatu sehingga Sang Pawang tinggal mengarahkannya saja. Contoh yang sangat faktual adalah dalam memotivasi Sang Gajah adalah penggunaan gambar seram penyakit yang ada di bungkus rokok yang saat ini sudah diterapkan di beberapa Negara. Ketika informasi logis yang santer mengenai kandungan bahaya yang terkandung dalam rokok tidak berhasil (seperti mengarahkan Sang Pawang ya?), maka gambar pasien yang tengah sakit berat ataupun gambar paru-paru yang rusak karena rokok dapat memotivasi Sang Gajah untuk berhenti merokok. Tanpa harus menjelaskan secara rinci dan logis, namun cukup membuat takut/tersentuh/sedih yang pada akhirnya me-motivasi Sang Gajah.

Memudahkan Jalan

Setelah Sang Pawang diberikan arah/target/sasaran yang jelas dan Sang Gajah sudah termotivasi, maka langkah selanjutnya adalah membantu perjalanan Sang Pawang & Gajah. Caranya bisa bermacam-macam, tergantung situasi dan kondisi. Jika diinginkan masyarakat secara sadar berhenti merokok, selain memberikan informasi logis mengenai bahaya merokok dan memperlihatkan gambar seram akibat merokok, maka program yang membantu perokok untuk berhenti merokok termasuk dalam kategori Memudahkan Jalan. Program ini bisa berupa prosedur/tips mudah cara berhenti merokok, penghargaan/insentif bagi yang berhasil menghentikan kebiasaan merokok, dll…sangat bermacam-macam, tergantung konteks-nya.

Jika teknik “Memudahkan Jalan” sudah jelas, maka kita mesti menemukan cara paling efektif untuk Mengarahkan Sang Pawang dan Memotivasi Sang Gajah. Melalui observasi & pengenalan mendalam terhadap individu/organisasi yang akan dirubah, dapat dinilai secara kasar faktor/metode apa saja yang dapat benar-benar Mengarahkan Sang Pawang dan apa saja yang dapat Memotivasi Sang Gajah.

Bagaimana cara melihat faktor/metode apa saja yang secara efektif Mengarahkan Sang Pawang dan Memotivasi Sang Gajah?

Clifton’s 34 Talents theme yang berisi 34 tema bakat manusia yang dihasilkan dari penelitian terhadap sekitar 2 juta pegawai dan 10.000 orang manager di berbagai industry, bisa kita gunakan dalam melihat secara objektif hal-hal apa saja yang secara efektif Mengarahkan Sang Pawang dan apa saja yang secara efektif memotivasi Sang Gajah. Rama Royani (2007) berhasil membuat suatu tools yang secara sistematis memetakan bakat manusia kepada 34 tema bakat Clifton. Tools ini dinamakan dengan Talents Mapping.

Melalui tes Talents Mapping, secara objektif kita dapat mengetahui kecenderungan individu/organisasi dalam menghadapi ide perubahan. Contohnya jika individu/organisasi memiliki bakat Connectedness yang dominan (senang mengaitkan peristiwa satu dengan yang lain lebih percaya bahwa setiap kejadian pasti memiliki alasan/sebab daripada kebetulan), maka dalam mengarahkan Sang Pawang atau memotivasi Sang Gajah, dapat digunakan metode ke-religius-an. Fakta/sasaran logis yang berkaitan dengan agama akan secara efektif mengarahkan Sang Pawang, dan nasihat / gambar yang bernuansa religius akan secara efektif memotivasi Sang Gajah. Jika individu/organisasi memiliki bakat Focus yang dominan (membutuhkan tujuan jelas) maka jargon-jargon yang memperlihatkan penilaian performa yang real-time akan sangat membantu memotivasi Sang Gajah, dan juga evaluasi pencapaian kinerja versus target akan sangat membantu mengarahkan Sang Pawang dengan lebih efektif.

Mengapa demikian? Karena ”bakat” adalah perilaku repetitif yang secara natural akan dipilih oleh seorang individu. (Lebih mengenai Talents Mapping: http://talentsmapping.wordpress.com).

Hidup di dunia dimana perubahan adalah sesuatu yang pasti terjadi mengharuskan kita mampu bersahabat dengan perubahan itu sendiri. Dengan teknik yang digagas oleh Chip & Dan Heath digabungkan dengan Talents Mapping Rama Royani, maka perubahan individu/organisasi akan lebih mudah terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline