Lihat ke Halaman Asli

UN Berbasis Komputer Masih Sulit Untuk Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

UN BERBASIS KOMPUTER MASIH SULIT UNTUK INDONESIA

Seperti yang kita ketahui ujian nasional yang dilangsungkan setiap tahun sekali, akhir-akhir ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak karena ujian nasional tahun ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ujian nasional dilakukan bukan hanya tes tulis tetapi juga ujian nasional dengan menggunakan komputer.

Hal ini mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan seperti pihak sekolah, siswa dan orang tua. Dikarenakan sekolah-sekolah yang berada dikawasan Indonesia timur masih tergolong dalam sekolah yang masih tertinggal dari sekolah-sekolah yang berada dikota-kota besar. Begitu halnya dikota besar seperti Jakarta masih ada ditemukan sekolah yang belum siap sarana dan pra sarananya.

Hal ini menyebabkan pelasanaan dari ujian nasional tahun ini mengalami kendala. Hal yang mendasari ketidaksiapan berbagai sekolah dalam melaksanakan ujian nasional komputer karena :

1.Pertama kurangnya sarana dan pra sarana disekolah tersebut.

2.Kedua didaerah terpencil yang masih meragukan belum mampu menerapkan ujian nasional dengan komputer dikarenakan daerah tersebut masih sering terjadi pemadaman listrik.

3.Ketiga adanya guru yang belum mahir mengoperasikan komputer sebagai pembelajaran untuk siswa.

4.Keempat adanya siswa yang masih belum mampu mengoperasikan komputer dikarenakan sekolah tersebut kekurangan komputer atau finasial.

Seperti contoh nya, adanya beberapa sekolah unggulan di Jakarta yang pelaksanaan ujian nasionalnya masih menggunakan sistem manual. Ini terjadi karena rasio 3:1 untuk siswa dan komputer tak sesuai. Ternyata sekolah unggulan ini komputernya tidak proposional. Misalnya, sekolah unggulan yang kepala sekolahnya bercerita, jumlah siswanya 300 sedangkan komputernya hanya 60. Sementara kita mensyaratkan komputernya minimal sepertiga, kok bisa hanya 60?

Dalam sidaknya ke sekolah-sekolah saat menjelang UN, Menteri Pendidikan Anies Baswedan menemukan fakta bahwa banyak sekolah di kota besar yang belum siap secara infrastruktur dalam pelaksanaan ujian berbasis komputer. Karena itu Kemendikbud akan melakukan sejumlah perbaikan.

.begitu pula dengan sekolah-sekolah yang berada didaerah terpencil pelaksaan ujian nasional berbasis komputer ini masih belum bias diterapkan unutuk tahun ini.

Kita semua sebagai warga Negara Indonesia berharap kepada pemerintah dalam hal pendidikan agar tahun berikutnya seluruh SMA yang ada di Indonesia bisa melaksanakan ujian nasional dengan berbasis komputer. Sebagai Negara yang masih berkembang hal itu sangat diperlukan untuk kemajuan pendidikan di Negara tersebut. Pemerintah juga harus menyediakan dana untuk pendidikan agar sekolah-sekolah yang berada di daerah-daerah terpencil bisa mengikuti perkembangan pendidikan seperti di kota-kota besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline