Lihat ke Halaman Asli

Dampak Game Online terhadap Terhadap Anak dalam Pendidikan

Diperbarui: 8 Juni 2024   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak Game Online Terhadap Anak Dalam Pendidikan

Saat ini era teknologi semakin berkembang . Apalagi di bidang gaming, perkembangannya semakin pesat. Saat ini, permainan tersebut banyak dimainkan oleh kalangan muda, khususnya anak-anak di bawah umur.

 Perkembangan game online memang menarik perhatian anak di bawah umur, karena  tampilan, gaya permainan, grafik permainan, dan resolusi gambar sudah menarik perhatian anak di bawah umur.

 Dampak positif  game online pada anak adalah orang tua lebih mudah memantau interaksi sosial siswa, otak siswa  lebih aktif berpikir, refleks siswa  lebih responsif, dan mampu melampiaskan emosi siswa.

 Bermain mendorong siswa berpikir lebih  kreatif.

 Dampak negatif  game online terhadap siswa adalah seringnya mereka menjadi malas dalam belajar dan menghabiskan waktu luangnya dengan bermain game online.

 Siswa mencuri  waktu dari jadwalnya untuk bermain game online,  belajar kemudian membantu orang tua, waktu kelas terbuang untuk game, uang saku dan biaya sekolah dialihkan ke game online, waktu terbuang sia-sia, kebiasaan makan siswa terganggu, emosi siswa terganggu juga  terganggu oleh pengaruh permainan ini, siswa terkadang mengabaikan rencana sholatnya, dan siswa cenderung  membolos sekolah untuk permainan favoritnya.

 Dalam proses pembelajaran, hal ini berdampak besar terhadap prestasi belajar anak di bawah umur. Ketika anak menemukan sesuatu yang disukainya, sangat sulit untuk membuat mereka tetap tertarik, terutama pada permainan.

 Mengembangkan teknologi  ini menjadi tantangan bagi orang tua dan guru. Bagaimana kita bisa mencegah anak kita menjadi kecanduan  game online?

 Saat menangani anak yang kecanduan game online, orang tua harus mendorong mereka untuk belajar lebih banyak dan menghindari penggunaan cara-cara yang kasar.

1. Misalnya, menetapkan batas waktu bermain dan memusatkan perhatian pada kegiatan belajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline