Lihat ke Halaman Asli

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 23 Mei 2024   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


Kepercayaan diri berpengaruh pada seseorang dalam berbicara dan bertindak. Kepercayaan diri juga dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan.

Kepercayaan diri juga dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan. Tak heran, semua orangtua berharap anaknya memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dari beberapa referensi  anak-anak yang memiliki kepercayaan diri cenderung untuk berani mencoba hal-hal baru. Mereka juga mampu menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik.

Rasa percaya diri juga dapat mengurangi kegagalan bagi anak. Jika terjadi kegagalan, mereka cenderung untuk terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang diharapkan.

Sementara itu, anak-anak yang memiliki rasa percaya diri rendah cenderung mudah menyerah. Mereka juga tidak memiliki keberanian untuk mencoba sama sekali jika menghadapi tantangan berat.

Anak yang memiliki rasa percaya diri rendah takut melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka tidak mau mencaba sesuatu yang memiliki banyak tantangan karena mereka menghindari rasa tanggung jawab.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa percara diri pada anak.

1. Membangun komunikasi

Membangun komunikasi dapat menjadi  cara untuk menambahkan kepercayaan diri anak, pada usia paling kecil sekalipun. Orangtua bisa mulai membangun komunikasi pada anak mulai dari usia bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri sejak dini.

Orangtua harus menuntut anak dalam pembicaraan serta mau mendengarkan omongannya. Membangun pembicaraan dengan anak dapat membuat anak merasa lebih berharga. Upaya ini juga bisa membangun konsep diri yang positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu anak membangun hubungan sosialnya.

2. Rutin berdiskusi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline