Seorang guru di Australia pernah berkata: " kami tidak terlalu khawatir anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri."
Kenapa begitu?
Ingatlah sobat di mana pun dan kapanpun hakikatnya manusia itu membutuhkan pelajaran Etika moral dan ilmu berbagi, karena kita adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa hidup sendirian. Seseorang hanya butuh waktu 3 bulan untuk bisa belajar berhitung, apakah kita bisa menjamin bahwa belajar mengantri hanya butuh waktu 3 bulan, bahkan sampai 12 tahun pun belum tentu seseorang bisa mengantri dengan baik dan benar.
Jika bertanya, apakah manfaat belajar mengantri, jawabannya banyak sekali. Mulai dari kita belajar menghargai waktu, belajar disiplin, menghormati hak orang lain, bersabar, bersilaturrahim dengan orang yang sedang mengantri dan belajar memiliki rasa malu yaitu rasa malu ketika ia menyerobot antrian berarti dia mengambil hak orang lain.
Saya sendiri kerap sekali mendapati orang yang tidak mau mengantri. Ketika membeli makan di warung, antri Toilet dan lain-lain. Hal ini menurut saya sudah tidak asing terjadi di Indonesia bahkan dilakukan berulang-ulang . Apakah kita boleh menyalahkan pendidikan yang ada di Indonesia? Ada benarnya juga. Kita tahu bahwa di negeri kita tercinta ini pendidikan lebih menekankan anak bisa membaca, menulis dan berhitung. Apakah kita lupa bahwa sebenarnya akhlaq itu lebih penting dari pada ilmu.
Dari kebiasaan ini akhirnya menjadi peristiwa yang membudaya. Jika sudah dikatakan budaya berarti sudah menjadi identitas. Dengan demikian moralitas di negri ini bisa dikatakan rendah. Apabila, dari hal kecil saja tentang mengantri, susah untuk di terapkan bagaimana jika kita membicarakan tentang mengambil hak orang lain dalam konteks yang lebih besar yaitu korupsi. Sadarilah sobat sesuatu yang besar itu bermula dari sesuatu yang kecil. Kita mulai dari diri kita sendiri untuk menerapkan sesuatu yang kecil tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H