Kehidupan rumah tangga dapat dilakukan dengan dua cara yakni kehidupan pernikahan jarak jauh (long distance marriage) atau pun kehidupan pernikahan yang tinggal dalam satu rumah (proximal marriage). Faktor seperti ekonomi, karir, atau pun pendidikan tidak jarang pasangan suami istri mengambil keputusan untuk menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage).
Dalam hal ini keluarga merupakan organisasi terkecil dalam sebuah rumah tangga. Keluarga yang kuat dan memiliki hubungan yang harmonis akan dapat mewujudkan masyarakat dan keluarga menjadi kuat. Pada fase awal biasanya keluarga masih merasakan cinta, kasih sayang, kepedulian, serta kebahagiaan lainnya.
Namun terdapat sebagian keluarga yang setelah lama membina rumah tangga, kehidupan berkeluarga menjadi hambar dan dirasa sudah tidak harmonis lagi. Hal tersebut sering terjadi dalam kehidupan berumah tangga antara suami dan istri. Fitrah cinta yang seharusnya dapat membawa kedamaian, kasih sayang dan keharmonisan malah menjadi sebaliknya atau tidak seperti yang diharapkan.
Cinta antara suami dan istri seharusnya dapat membawa kedalam kehidupan yang sakinah (tenang) dan keharmonisan, akan tetapi banyak kita jumpai fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat seperti perselisihan, perselingkuhan, atau perceraian yang membuat kehidupan rumah tangga menjadi retak dan hancur berantakan dari jalan Allah. Hubungannya yang sedang diterpa oleh angin, dirusak oleh tetesan hujan, dan ditembus oleh belalang.
Barangsiapa, ia yang tidak mampu menaruh dasar-dasar landasan yang saling memahami satu sama lain dan hubungan harmonis dalam rumah tangganya ia dan suami, antara ia dan anak-anaknya, selamanya akan berada pada kesengsaraan dan kesusahan, kecapaian mengejar kebahagiaan, namun tidak pernah kesampaian.
Bermimpi akan tentang ketenangan di rumahnya, namun tidak pernah mendapat kenyataan. Kedudukan dan kasih sayang yang ada dalam keluarga sangatlah penting, dan itu tidak mungkin dicapai, kecuali jika dalam keluarga tersebut saling mengasih dan saling mamahami.
Keluarga bisa dikatakan harmonis jika anggota yang ada dalam keluarga saling menjalin hubungan yang baik dan dapat terpenuhi kebutuhan atas segalanya. Penyebab yang sering terjadi dalam runtuhnya rumah tangga adalah kepergian dan percampuran yang mengakibatkan minimnya kepuasan masing-masing pasangan suami istri yang dapat menimbulkan pengkhianatan.
Banyak cara yang bisa dilakukan agar bisa saling menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, salah satunya yaitu memperbanyak komunikasi secara langsung, karena lebih mudah dipahami dan mengetahui nada atau cara bicaranya.
Adapun unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk menciptakan keluarga yang harmonis diantaranya adalah;
- Menciptakan suasana religius (suasana yang didasari oleh agama) dalam keluarga. Sebab dalam agama terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan. Landasan utama agama dalam kehidupan terutama pada rumah tangga adalah kasih saying.
- Adanya waktu yang dibuat khusus bersama keluarga. Sesibuk apapun setiap keluarga harus meluangkan waktu untuk keluarga agar bisa terjalin komunikasi yang baik antara suami dan istri untuk menjaga keharmonisan bersama.
- Komunikasi adalah hal penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis, komunikasi yang baik dalam keluarga agar tetap utuh, dan tidak terjadi kesenjangan antara anggota keluarga.
- Adanya perasaan saling menghargai antara ayah, ibu dan anak. Hal ini dilakukan melalui ucapan, tindakan, dan sikap yang tertanam dalam anggota keluarga sebagai bentuk rasa cinta dan kasih sayang.
- Rasa cinta dan kasih sayang. Tanpa keduanya rumah tangga tidak akan bisa menjadi harmonis. Karena keduanya adalah kekuatan untuk kehidupan rumah tangga.
- Pemenuhan nafkah lahir dan batin dalam keluarga. Dengan nafkah maka harapan keluarga dapat terealisasi sehingga akan tercipta keseimbangan dalam keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H