Lihat ke Halaman Asli

Ngopi Kopi

Diperbarui: 27 Januari 2018   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah ngopi belum....diem-diem bae...ngopi apa ngopi....

Kalimat tersebut sedang nge-trend. Istilah sekarang mungkin adalah viral. Diviralkan oleh seorang bocah yg kemudian ditiru oleh banyak orang termasuk selebriti.

Ngopi menjadi bagian dari hidup manusia. Meskipun tidak selalu kopi yg diminum. Sah-sah saja orang bilang mau ngopi tapi nyatanya dia malah minum teh bahkan jus buah. Tak ada yang salah.

Ngopi menjadi ajang interaksi antar sesama. Di tempat ngopi kita bertukar pikiran, bertukar pendapat, ide, gagasan dan bahkan join bisnis terjadi saat ngopi. Membahas isu-isu kekinian bahkan strategi jadi bahan obrolan di tempat ini. 

My Way salah satu tempat dimana tradisi ngopi berlangsung. Di dekat salah satu kampus negeri di Jember, ada kemasan yang menarik di tempat ngopi ini. Dengan tagline "ngopi kopi" my way menjadi tujuan mahasiswa maupun kaum muda di sekitaran ini.

Suasana pinggir jalan menjadi bagian dari teman ngobrol. Suara deru mesin menjadi musik di telinga kami. Namun inilah hidup, penuh warna warni.

Semakin banyak tempat-tempat semacam my way di kota Jember. Namun yang pasti my way menjadi salah satu favorit bagi penulis.

Inilah tradisi yang perlu untuk dilestarikan. Budaya silaturrahmi yang sedikit memudar tergerus oleh alat komunikasi. Menyapa seseorang tak perlu bertatap muka, cukup dengar suara. Okelah ada aplikasi yg bisa saling bertatap muka, namun apakah cukup tanpa harus berjabat tangan. Ibarat sebuah ibadah rasanya kurang sah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline