Lihat ke Halaman Asli

il badri

Kolomnis

Pendidikan Biologi Unipar Jember dan Yayasan Surenesia Peduli Banjir Bandang Kalibaru Banyuwangi

Diperbarui: 13 November 2022   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

PENDIDIKAN BIOLOGI UNIPAR JEMBER DAN YAYASAN SURENESIA PEDULI BANJIR BANDANG KALIBARU BANYUWANGI


Banjir bandang terjadi di RT. 04, RW. 07 Dusun Krajan Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 3 November 2022 mengakibatkan kesedihan yang cukup mendalam. Kurang lebih 37 rumah  hancur terseret air bercampur lumpur. Derasnya hujan mengakibatkan debit air naik setinggi 4 Meter sejak jam 16.30 sampai 23.00 WIB. Akibatnya saluran air tidak mampu menampung debit air sehingga membanjiri rumah-rumah warga.  

M. Vais Adek Saputra (Mahasiswa Pendidikan Biologi Unipar angkatan 2022) merupakan salah satu Korban banjir bandang Kalibaru yang cukup parah. Rumah M. Vais Adek Saputra nyaris rata dengan tanah dan tersisa hanya puing-puing dan pondasi.  Seluruh isi rumah hanyut terbawa banjir, tanpa sempat menyelamatkan barang-barang, seperti kebanyakan korban banjir yang lain.
Oleh sebab itu mahasiswa Unipar Jember dan relawan Yayasan Surenesia melalukan Kegiatan peduli korban banjir bandang Kalibaru, Banyuwangi dengan menggalang dana diberbagai tempat. Setelah penggalangan dana selesai kemudian diserahkan langsung kepada korban banjir bandang oleh Bapak Sarwo Danuji (Kaprodi Pendidikan Biologi Unipar Jember) bersama Bapak Martha Nurshandy (CEO Yayasan Surenesia) dan 3 perwakilan mahasiswa Pendidikan Biologi Unipar Jember.
 

Dokpri

Menurut Martha Nurshandy (CEO Surenesia) fenomena banjir bandang yang sering terjadi akhir-akhir ini di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat dengan tingkat kerusakan sedang, parah bahkan korban jiwa. Sehingga diperlukan kepedulian semua pihak khususnya mahasiswa atau masyarakat untuk melakukan aksi-aksi sosial. Aksi “bantuan kemanusiaan” Yayasan Surenesia dalam rangka mewujudkan misi kepedulian terhadap persoalan sosial masyarakat sekaligus untuk memberikan teladan kepada anak didiknya agar senantiasa peduli terhadap sesama.

Sarwo Danuji (Kaprodi Pendidikan Biologi Unipar) menambahkan bahwa kedepannya perlu suatu 'social introspection' dalam memahami  fenomena bencana banjir bandang yang sering melanda Indonesia. Dimana kita tidak selalu memandang banjir bandang sebagai fenomena alami yang tidak memiliki keberdayaan menghadapinya. 

Sarwo Danuji berpendapat bahwa selain faktor alam fenomena banjir bandang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, sehingga memberikan efek bencana yang lebih besar, seperti: deforestasi, alih fungsi hutan lindung, perilaku manusia yang kurang berwawasan etika terhadap lingkungan seperti buang sampah sembarangan dan membangun rumah terlalu dekat dengan sungai, dll. seandainya sebeb ini bisa diminimalisir tentu akan mengurangi korban akibat bencana tersebut. IBR




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline