Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini disepakati oleh mayoritas ulama. Pada Ali Imran ayat 104 dijelaskan perintah dakwah sebagai berikut:
Artinya:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka orang orang yang beruntung. "
Inti dakwah adalah untuk menghidupkan nilai-nilai moral agama Islam. Siapapun yang berdakwah maka akan mendapatkan hikmah, salah satunya yakni diangkat derajatnya oleh Allah swt seperti yang ada pada surah Ali Imran ayat 138-139:
() ()
Artinya:
"(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (138) "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (139)
Al-Maraghi dalam tafsirnya, menafsirkan posisi "bayan" yang dipahami sebagai Al-Qur'an adalah sebagai penjelasan bagi seluruh umat manusia dalam memahami sebuah hujjah.
Mengenai hal ini diambil dari peristiwa yang terdapat dalam Perang Uhud, bahwa pada saat itu pasukan tidak menaati perintah panglimanya dan membuat pihak musuh melihat celah untuk menyerang dan mengacak-acak pasukan (Al-Maraghi, 1986: 131). Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar juga menuturkan hal yang serupa.
Selain ditujukan kepada seluruh manusia dalam memahami hujjah, kata "bayan" atau penjelasan" tersebut dalam Tafsir Al-Maraghi juga sebagai "al-huda" (petunjuk) dan "mauidzah al-hasanah" (nasihat) yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa sebab merekalah yang mau mengambil kejadian-kejadian tersebut sebagai sebuah pelajaran bagi kedepannya.
Sedangkan pada Tafsir Ibnu Katsir, selain Al-Qur'an sebagai penjelasan yang sejelas-jelasnya, ia juga berisi kisah-kisah umat terdahulu. Al-Qur'an juga dipahami sebagai petunjuk dan pencegah dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan maksiat (Salim, 2003: 212). Pada Tafsir Al-Azhar pun dijelaskan mengenai makna taqwa.