Lihat ke Halaman Asli

Fadhilatul DewiAnggraeni

Mahasiswa/S1 Ilmu Komunikasi/ UPN Veteran Yogyakarta

Character Building yang Kurang, Siapa yang Salah?

Diperbarui: 11 Agustus 2023   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karakter melekat pada diri manusia,. Tiap manusia memiliki karakter yang berbeda, maka dari manusia memiliki keunikan masing-masing. Karena satu manusia dengan manusia lain tidaklah sama, pasti ada yang berbeda. Karakter berkembang sesuai dengan bagaimana kehidupan yang dijalani oleh manusia itu sendiri. Maka dari itu, karakter seseorang tidak selalu sama seperti saat dia kecil sampai dewasa. Hal itu bisa juga berubah. Banyak factor yang menyebabkan berubahnya karakter diri seseorang, ada factor eksternal contohnya seperti lingkungan yang membuat seseorang harus beradaptasi sedangkan dari faktor internal adalah pemikiran  yang kita ciptakan untuk beubah.

Perlu diingat semua bentuk perubahan tidak harus positif, bisa juga hal tersebut akan memiliki dampak negative. Maka dari itu perlunya character building untuk menumbuhkan karaker positif pada seseorang. Character building adalah Upaya untuk membangun dan membentuk akhlak daan budi pekerti seseorang menjadi lebih baik. 

Tetapi bagaimana jika sedari awal character building yang kita lakukan kurang sehingga tidak memenuhi keinginan kita untuk menjadi lebih baik?

Pembangunan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang harus diajakan untuk manusia semenjak ia kecil. Tentu saja tidak mudah untuk mengiplemenasikan hal ini, apalagi butuh pembiasaan agar hal yang sudah diajakan menjadi sebuah kebiasaan hingga tumbuh dewasa. Pembelajaran karakter ini tentu saja dimulai dari lingkup paling kecil yaitu keluarga. Jika karakter yang tercipta tidak sesuai harapan terdapat beberapa alasan, alasan yang paling mungkin adaah kurangnya perhatian atau afeksi yang terjalin alam lingkup keluarga. Hal ini merupakan hal yang penting, mau bagaimanapun juga sebelum mengajarkan suatu hal kita harus memiliki ikatan yang kuat. Karena komunikasi meruakan hal yang harus diperhatikan dalam character building.

Tetapi jika sudah terlanjut character building yang kita lakukan tidak sesuai harapan, bukan berarti kita tidak bisa mengubahnya. Perlu diingat kembali bahwa karakter bisa diubah, tergantung dari bagaimana kita melakukannya dan keseriusan yang kita berikan untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik.

Intropeksi diri sangat diperlukan jika ingin mengubah karakter kita menjadi lebih baik. Mulailah tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk lalu ganti menjadi kebiasaan-kebiasaan yang membimbing kita menjadi pribadi yang lebih baik. Character Building memang memerlukan waktu yang panjang, hal ini dikarenakan memerlukan konsistensi untuk merasakan hasilnya.

Lalu, siapakah yang salah jika character building yang sudah dilakukan tidak sesuai ekspektasi?

Dalam melakukan proses character building tentu diperlukan peran dari banyak orang. Tetapi mau bagaimanapun juga diri sendiri lah yang menentukan apakah proses character building yang dilakukan berhasil atau tidak. Maka dari itu, niat, konsistensi, serta ke-seiusan merupakan modal yang harus dimiliki utuk seseorang yang akan melakukan character building. Selain itu kita harus menentukan apakah tujuan kita dalam melakukan proses character building, mempratikkan nilai-nila positif, dan menjaga keseimbangan.

Bagaimana dengan lingkungan? Apakah mereka turut andil dalam proses character building seseorang?

Tentu  saja, lingkungan juga turut berperan dalam pembentukan karakter seseorang. Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak dapat hidup sendiri maka kita harus terjun di kehidupan bermasyarakat. Saat kita berada di masyarakat tentu saja kita harus beradaptasi dengan keadaan yang ada di masyarakat. Haruslah kita memilih lingkungan yang membawa dampak baik bagi kita. Jika sudah terlanjur masuk ke dalam lingkungan yang merugikan diri sendiri, jangan takut untuk meninggalkan lingkungan itu.

Lalu siapakah yang salah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline