Lihat ke Halaman Asli

Kenalkan Kearifan Lokal, Festival Pager Mangkok #4 Kembali Digelar

Diperbarui: 7 Desember 2024   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kirab Budaya Festival Pager Mangkok (Dok: Instagram KBPW)

Kudus - Kampung Budaya Piji Wetan Kudus, kembali menggelar Festival Pager Mangkok yang ke 4 sebagai wujud melestarikan ajaran sunan muria. Festival Pager Mangkok #4 kali ini mengusung tema "Labor(s)tories" yang akan dihelat pada 6-8 Desember 2024 di desa Piji Wetan, Lau, Dawe, Jawa Tengah.

Festival dimulai dengan arak-arakan kirab budaya yang dilakukan oleh masyarakat Dukuh Piji Wetan. Gunungan hasil bumi, diarak warga mulai dari Panggung Ngepringan menuju Punden Depok sekitar pukul 14.00 WIB. Dibelakangnya, diikuti rombongan ibu-ibu yang membawa nasi tomplingan, para tokoh agama serta anak-anak.

Sesampainya di Punden Depok, rombongan disambut dengan lantunan sholawat terbang papat dan dilanjutkan dengan ritual pager mangkok serta tradisi rebutan hasil bumi dan pembagian 1000 nasi tomplingan.

Menurut koordinator kirab, Ulul Azmi menjelaskan bahwa kirab Pager Mangkok sudah menjadi tradisi tahunan yang digelar selama empat tahun berturut-turut. Ia menyebutkan bahwa ritual ini juga mengangkat dua ajaran utama Sunan Muria, yakni pager mangkok dan Tapangeli.

"Pager mangkok mengajarkan bahwa bersedekah lebih baik daripada hanya membuat pagar tembok. Sedangkan falsafah Tapangeli berarti mengikuti perkembangan zaman tanpa terbawa arus negatif, tetap memiliki prinsip hidup." Ujar Ulul azmi yang kerap disapa citul.

Dalam prosesi kirab juga di iringi hujan sebelum dimulai. Ulul percaya turunnya hujan juga membawa berkah bagi warga dukuh piji wetan.

"Empat kali digelar, Festival Pager Mangkok selalu dihujani sebelum acara. Semoga ini menjadi berkah untuk masyarakat," tambahnya.

Selain kirab, juga ada banyak kegiatan yang akan memeriahkan agenda tahunan itu. Seperti Pentas seni, bazar UMKM, lomba menggambar dan mewarnai, kelas membatik, besik kali, pameran artistik, sedekah daya karya dan doa bersama.

Adanya festival ini diharapkan dapat mendorong para seniman dan budaya Kudus untuk senantiasa bergerak dan memberi kesempatan para pelajar untuk berekspresi dan kesenian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline