Lihat ke Halaman Asli

Kandidat Sarjana Mengabdi 41

Mahasiswa Universitas Islam Malang

Produk Olahan Perkebunan Guna Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Desa Sidomulyo, Kota Batu

Diperbarui: 17 Agustus 2021   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Sidomulyo- Mahasiswa KSM Tematik Kelompok 41 Universitas Islam Malang melakukan kunjungan dan observasi ke petani kebun bunga di Desa Sidomulyo Kota Batu (16/08/2021). Awal mula petani kebun bunga di Desa Sidomulyo menekuni budidaya tanaman hias pada tahun 2001. 

Alasan masyarakat Sidomulyo beralih menjadi petani kebun bunga karena kondisi dan iklim di daerah tersebut. Dahulu, masyarakat Desa Sidomulyo pernah menekuni budidaya padi dan sayuran. 

Namun, hasil yang dihasilkan ketika panen kurang memuaskan dan sejak saat itu masyarakat Desa Sidomulyo memutuskan untuk menekuni tanaman hias.

Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) kelompok 41 Universitas Islam Malang melakukan kujungan di dua kelompok kebun tanaman hias yaitu kelompok kebun Sekar Mulyo dan Gelora Bunga di Desa Sidomulyo, Batu. 

Berdasarkan wawancara kepada pemilik kebun dan observasi langsung di kebun, setiap jenis bunga memiliki karakter dan perawatan yang berbeda. Keberhasilan saat panen tergantung pengetahuan dan keahlian dalam tahap awal sampai siap jual. 

Mayoritas petani kebun di sana memiliki keahlian dari nenek moyang yang sudah diturunkan kepada keturunannya. Petani kebun Desa sidomulyo memiliki kelompok tani yang rukun dalam membangun usaha kebun tanaman hias. 

Di sana ada koperasi yang memberikan dana pinjaman usaha kepada petani yang sedang membutuhkan modal usaha. Semua kegiatan yang ada di sana diawasi dan dibantu langsung oleh lembaga dari pemerintah.

Modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha petani bunga sendiri berbeda sesuai jenis bunga tersebut. Misalnya untuk jenis bunga mawar biasanya dibutuhkan modal Rp5.000.000,00. untuk membeli bibitnya. Petani kebun di sana menyewa lahan selama 2 tahun dan harga sewa sesuai letak lahan kebun. 

Semakin strategis lahan yang disewa, harga yang harus dibayar oleh petani juga semakin mahal. Penghasilan kotor yang diperoleh oleh petani bunga tersebut sebesar Rp15.000.000,00. Penghasilan tersebut diperoleh dari modal untuk membeli bibit bunga mawar 5000 bibit dan biaya perawatan dari tahap pembibitan sampai siap jual. 

Untuk penghasilan bersih, petani bunga tidak tahu berapa yang diperoleh. Karena angka kematian dalam proses pembibitan juga tidak menentu dan beberapa kerugian yang terjadi karena ada bakul yang curang mengambil tanpa membayar bunga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline