Waspada bencana mengintai
Sejumlah bencana alam kita saksikan mulai menerjang dibeberapa wilayah Indonesia pada awal Desember ini. Gempa bumi di Cianjur dan sekitarnya, hingga erupsi gunung berapi yang menyebabkan banyak kehilangan perekonomian hingga nyawa yang meregang.
Selain intensitas curah hujan yang tinggi di awal bulan ini, ada banyak hal yang dikaitkan dengan bencana alam yang mulai menyebar merata dari lautan hingga pegunungan.
Campur tangan manusia pasti ada dalam setiap kerusakan yang mengakibatkan bencana. Membuang sampah di sungai, membakar sampah, penebangan pohon hingga penggundulannya, penggunaan bahan-bahan kimiawi berbahaya, semuanya hal-hal yang umum dilakukan disekitar kita.
Tanah longsor, terjadinya banjir diantara sebabnya adalah tidak berfungsinya akar dalam penyerapan air. Jangan hanya dibayangkan pada satu atau dua pohon. Namun bayangkanlah, jika yang diambil akarnya, batang, dan pohonnya adalah ribuan, maka yang jelas terjadi adalah bencana.
Tidak adanya pohon akan menyebabkan berkurangnya sumber air yang menyebabkan pohon-pohon menjadi mati dan kering sehingga berpotensi terhadap bencana tersebut.
Dan kejadian ini akan semakin parah jika memulai musim kemarau. Di mana akan terjadi kebakaran yang menyebabkan kabut asap dan berakhir pada daya tahan tubuh seseorang menjadi lemah sehingga mudah terserang penyakit.
Membangun remaja = menjaga masa depan
Generasi remaja saat ini adalah generasi yang potensial dalam membangun dan menjaga lingkungan hidup yang semakin rusak. Perkembangan moderenisasi harusnya dapat menjadikannya lebih peka terhadap keadaan sekitar dan mencari solusi akan permasalahan tersebut.
Sebagai remaja kita seharusnya dapat melindungi lingkungan dari hal-hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, melakukan penghijauan di lingkungan rumah dan sekolah.