Menjadi menusia bukanlah perkara mudah. Ada saja yang harus dilakukan, diperjuangkan, atau bahkan dikorbankan. Semua pasti pernah mengalaminya.
Wahai kawan pembaca, untuk menjadi manusia yang berguna bisa dibilang gampang-gampang susah. Bisa jadi apa yang menurutmu berguna, menurut mereka hanya buang-buang waktu saja.
Tidak menutup kemungkinan juga, kita yang hanya dengan tenang dan sabarnya mendengarkan keluh kesah teman yang sedang dilanda kehawatiran bisa menjadi teman yang berguna saat itu (mungkin besok dilupakan. Semoga tidak terjadi, hehe).
Yah, kalau berbicara tentang permasalahan hidup (mulai dari kehidupan keluarga, sekolah, kuliah, pekerjaan, dll) tidak akan ada ujungnya.
Bagaimana tidak, toh, satu masalah selesai, datanglah masalah lain. Bersyukur kalo selesai, lah kalo belum selesai mau bilang apa? Yaa kurang lebih seperti itu.
Saran Saya, tetap tenang kawan. Mungkin hari ini kau dikalahkan dengan masalahmu dan mungkin saja esok masalah itu bertekuk lutut dihadapanmu. Mungkin Saja.
Namanya juga manusia, kita tidak bisa hidup sendiri, bahkan untuk meneruskan keturunan kita membutuhkan pasangan yang dapat memberi keturunan, bukan?
Nah, dalam kehidupan sehari-hari kita sering sekali menjumpai teman atau bahkan orang yang tidak kenal sama sekali sedang kesusahan. Menurut Saya ada tiga tipe reaksi orang yang melihatnnya
- Acuh saja dan terus melakukan kegiatannya
- Berempati tetapi tetap melakukan kegiatannya
- Langsung menolong yang kesusahan
Percayalah kawan, yang nomor 3 itu bisa dijadikan legenda musiman. Yaah secara tidak sadar kita termasuk dalam dua kategori teratas. Tidak perlu tanya saya, saya juga termasuk, hehe.
Pada akhirnya daripada kita tidak melakukan apa-apa saat melihat mereka yang kesulitan, kita cenderung menyemangati mereka dan mungkin terpikir dalam benak kita "setidaknya sudah disemangati" mirip mirip lah ya kaya "udah gua bantu doa aja". Sebagian dari mereka akan tersenyum, berterimakasih, atau hanya menjawab singkat.
Kawan, tidak salah untuk saling menyemangati, namun bukan itu yang mereka butuhkan. Semangat mereka terbakar membara. Sebaik-baik yang bisa kita tawarkan adalah bantuan yang nyata, bukan yang keluar dari mulut saja.