Lihat ke Halaman Asli

Golput dan Progres Parpol

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Golongan putih (golput), yaitu satu golongan yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam proses pemilihan umum baik legislatif maupun eksekutif. Berdasarkan pengamatan penulis sejak pemilu tahun 2004, ada empat alasan kenapa melakukan golput. Pertama, karena masalah teknis yakni tidak terdatanya pemilih dalam daftar pemerintah. Kedua, karena tidak adanya calon yang betul-betul sesuai dengan hati nurani. Ketiga, sibuk dengan aktifitas-aktifitas kerjaan, bisnis maupun keluarga. Dan terakhir karena alasan ideologis.

Golput tersebut dikaji secara politik sangat merugikan, karena bagaimanapun sistem demokrasi yang kita anut akan tercederai dengan adanya golput baik secara nasional maupun dalam pandangan dunia.

Terlepas dari itu semua, Golput dengan golongan terakhir menjadi masalah serius yang perlu ditangani secara intensif. Golput karena alasan ideologis memiliki anggapan bahwa sistem pemilihan umum yang berkiblat pada demokrasi adalah sistem kafir yang tidak boleh diikuti oleh kaum muslimin. Barangsiapa ikut dalam pemilihan tersebut maka dia dikategorikan sebagai orang kafir, keluar dari islam.

Berdasarkan berita Harian Kompas Tahun 2012 yang kemudian tersiar dalam berita di SCTV  pada Rabu, 5 Maret 2014 jumlah pemilih yang golput pada pemilu tahun 2004 sebesar 20% sedangkan pada pemilu tahun 2009 naik 10 % menjadi 30%. Jumlah DPT tahun 2004 sebesar 147 juta tahun 2009 171 juta dan pada tahun ini sebesar 172 juta.

Bagi partai politik, golput ini semestinya menjadi mesin penggerak agar dalam memillih calon-calon legislatif betul-betul dipilih dari orang yang benar-benar bersih secara politik maupun moral. Bukan hanya sekedar mencomot orang yang karena ada keterlibatannya dalam struktur partai. Apabila parpol mampu memberikan dan menawarkan calon-calon yang mampu secara politik dan bersih secara moral, maka dapat dipastikan bahwa golput ini akan dapat diminimalisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline