Dalang Kondang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia kemarin akibat infeksi covid-19 saat menjalani isolasi mandiri karena tidak mendapatkan kamar rumah sakit.
Dalang yang terkenal dengan tagline "pancen oye" itu menjadi salah satu seniman yang meninggal pada masa pandemi ini. Tentu, kepergiannya sangat mengagetkan dan membuat banyak orang -- terutama pecinta wayang -- kehilangan.
Dalang yang dijuluki sebagai "Dalang Setan" karena kemampuannya dalang sabetan wayang tersebut ternyata tidak saja sebagai dalang biasa, tetapi juga merupakan guru dari dalang-dalang lain yang ingin memulai karier di bidang seni ini.
Peran sebagai guru yang bijaksana itu tampak pada acara tahlilan 7 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho pada November lalu. Saat itu, Ki Manteb hadir dan memberi banyak petuah kepada dua putra Ki Seno, Gadhang Prasetyo dan Gadhing Pawukir. Kedua anak yang masih dalam tahap pencarian jati diri sehingga perlu banyak arahan agar bisa meneruskan jejak sang ayah menjadi dalang.
Ki Suparman yang saat itu sedang sakit dan dirawat di rumah sakit benar-benar berharap Ki Manteb mau mengajari Seno muda ndalang. Mendengar pernyataan itu, Ki Manteb dengan tegas mengatakan bahwa Ki Suparman akan sehat kembali. Sayang, Ki Suparman wafat tak lama setelah mengutarakan keinginan tersebut.
Ki Manteb pun mengajukan dirinya pada Ki Seno dan keluarganya agar ia bisa mengajari ndalang. Namun, saat itu Ki Seno menolak menjadi dalang. Alasannya, ketika ia mengatakan bahwa tak ada rasa puas ketika melihat wayang.
Mendengar hal itu, Ki Manteb pun langsung menyuruh Ki Seno agar menjual saja gamelan dan perangkat wayang milik ayahnya karena sia-sia saja jika tak digunakan.
Ki Seno pun mau menjadi dalang asal ia boleh mencontoh gaya Ki Manteb yang berasal dari Sukoharjo yang masih di wilayah Surakarta/Solo. Ki Seno sendiri dan sang ayah berasal dari Yogyakarta.
Perlu diketahui, wayang kulit Surakarta dan Yogyakarta memiliki beberapa perbedaan gaya/gagrak mendasar. Misalnya, karakter wajah wayang kulit gagrak Jogja terlihat lebih tegas dibandingkan gagarak Solo.
Ki Manteb tak melarang Ki Seno untuk mencontohnya. Ia juga tak melarang Ki Seno mencontoh dalang lain. Asal Ki Seno mau ndalang dan tekun berlatih, entah gagrak Solo atau gagarak Jogja tak masalah.