Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Melatih Sikap Kritis dengan Porsi Tepat Sedari Dini

Diperbarui: 24 September 2020   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak belajar (source: Shutterstock via KOMPAS.com)

Akan ada selalu banyak pertanyaan yang timbul dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah yang kerap saya tekankan pada murid-murid saya di kelas dulu, terutama sebelum memulai pelajaran. Waktu literasi yang hanya beberapa menit memang menjadi salah satu momen bagi saya untuk menggali pertanyaan kritis dari mereka.

Sebagai guru yang mencoba tidak hanya menggunakan waktu ini sebagai pengguguran kewajiban saja, saya selalu berusaha untuk menggali potensi kritis dari murid-murid saya.

Tidak hanya saat waktu literasi saja, tetapi saat pelajaran berlangsung, dorongan agar mereka bertanya pun coba saya lakukan. Saya senang ada beberapa diantara mereka yang hampir selalu bertanya dan menggali apa yang sebenarnya terjadi dari sebuah fenomena.

Saya senang di balik waktu singkat mereka dalam membaca, masih ada saja pertanyaan unik nan menarik yang timbul.

Misalkan, saat saya membahas politik apatheid di Afrika Selatan dan memajang gambar kursi yang hanya bisa diduduki oleh orang kulit putih, dengan segera sebuah pertanyaan pun muncul.

Apa yang akan terjadi jika ada orang kulit hitam duduk di kursi tersebut? Apa yang akan dilakukan oleh orang kulit putih? Apakah orang kulit hitam tidak memiliki kursi sendiri?

Tentu, jawaban yang saya berikan tidak akan mungkin bisa memuaskan mereka. Meski demikian, itulah tujuan saya ketika mencoba menggali rasa kritis murid-murid saya di sekolah. Lantaran, ada beberapa diantara mereka yang masih mencari informasi lebih lanjut mengenai bahan diskusi yang sudah saya bahasa sebelumnya.

Saya selalu memegang prinsip bahwa pendidikan untuk bisa kritis sedari dini memang penting. Sebagai manusia yang dibekali akal oleh Tuhan, pertanyaan Mengapa akan sering muncul dalam benak kita. Sungguh sayang jika kemampuan ini tidak digunakan sebaik-baiknya.

Saya juga sedih ketika ada seorang anak bersama orang tuanya yang ada di tempat umum bertanya banyak hal tetapi disuruh diam dengan bentakan. =

Terlebih, jika sang anak yang semula sangat antusias melihat apa yang ada di sekelilingnya tiba-tiba menjadi murung karena bentakan itu. Tampak nyata bahwa orang tuanya melarang dirinya untuk berpikir kritis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline