Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Menjaga Cita-cita Anak Jadi Seorang Guru dalam Momen Hari Pendidikan Nasional

Diperbarui: 20 Mei 2020   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. - www.allassignmenthelp.co.uk

Hari Pendidikan telah berlangsung sukses. Saya masih begitu terbawa suasana peringatan itu lantaran berbagai kegiatan lomba yang diikuti oleh siswa saya. Mempersiapkan mereka jauh-jauh hari membuat waktu terasa begitu cepat. Namun, itu semua terbayar dengan hasil kerja keras yang diraih oleh beberapa siswa.

Kebetulan, saya juga menjadi juri dalam sebuah lomba siswa teladan untuk memperingati Hari Pendidikan. Ini pengalaman saya seumur hidup. Kapan lagi duduk sebagai dewan juri meski lomba tersebut hanya berada di tingkat gugus.

Pada momen lomba Hari Pendidikan itu, kami para juri sudah siap dengan segala perlengkapan yang dibutuhkan. Semisal soal yang harus dikerjakan oleh para peserta. Tetapi, pengalaman menjadi juri ini justru saya rasakan amat sangat berharga ketika harus memberi mereka pertanyaan seputar pendidikan, pribadi mereka,  dan wawasan umum. Berasa mencecar peserta Miss Universe di sesi deep interview.

“Kalau kamu besar nanti, kamu mau jadi apa?”

Pertanyaan itu terceletuk dari mulut saya kepada seorang siswa dari sebuah sekolah.

“Saya mau jadi guru, Pak”.

Saya tersenyum ke arahnya. Dan kemudian, saya mengelaborasi lagi alasan ia berniat menjadi guru di tengah aneka cita-cita yang bisa jadi lebih bergengsi atau mendapatkan banyak limpahan materi.

“Saya ingin berbakti dan mengajar bagi banyak orang”.

Jawaban itu kembali muncul. Iya, jarang sekali anak zaman sekarang yang bercita-cita mendedikasikan hidupnya untuk banyak orang terlebih di bidang pendidikan. Sungguh, sosok anak itu masih terngiang di benak saya. Mulia sekali cita-citamu, Nak.

Para peserta lomba siswa teladan. - Dokumen Pribadi

Pengalaman menjadi juri lomba di Hari Pendidikan tepat 3 tahun lalu itu hingga kini masihlah membekas. Selepas lomba itu, saya pun kembali sibuk dengan rutinitas yang harus saya jalani. Mengajar, mengoreksi nilai ulangan, mengerjakan laporan BOS, dan mempersiapkan PPDB.

Tak terasa, kami sudah masuk bulan puasa. Sekolah pun hanya berlangsung selama setengah hari. Dalam masa mengenang juri lomba Hari Pendidikan tersebut, saya kembali merenung. Apa sih yang salah dengan pendidikan kita? Kok setiap hari ada saja rintangan dan halangan serta kritikan dalam sistem yang amat kompleks itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline