Ah, saya senang sekali menutup tahun 2019 ini.
Tahun yang membuat hidup saya sedikit berubah lebih baik. Walau tentu, ada pahit di dalamnya, tetapi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, nyatanya saya harus lebih banyak berucap syukur. Pencapaian karier yang melebihi ekspektasi, kesehatan lambung yang mulai membaik, hingga sederet hal lain yang membuat saya bahagia.
Saya pernah menutup pergantian tahun dengan sendu. Selain tak tercapainya beberapa tujuan di awal tahun, ada beberapa hal yang saya alami membuat saya malah terus-menerus terpuruk pada penyesalan sendiri. Menyesali pilihan yang sudah saya ambil dan membandingkannya dengan pengandaian jika saya tidak memilih yang lain.
Namun, seiring perjalanan waktu, dengan sering mendengar lagu-lagu JKT48, saya sadar bahwa ada sesuatu yang tidak bisa kita rencanakan. Tidak bisa kita resolusikan sebagai acuan. Dan, tentunya tak bisa kita sesali jika apa yang kita inginkan itu tidak tercapai.
Ketika melihat mentari senja pergantian tahun, kadang saya diingatkan untuk melihat kebahagiaan yang saya alami dibandingkan kesedihan yang saya dapat. Mengikhlaskan apa yang hilang karena pada suatu saatnya nanti pasti keinginan kita akan tercapai. Cepat ataupun lambat.
Makna lagu berjudul Apakah Kau Melihat Mentari Senja? ini coba saya putar ulang dan saya maknai. Walau susah, segala kesedihan dan kekecewaan yang saya alami coba saya hapuskan.
Tentu, di dalam lagu tersebut termaktub untuk tidak memendamnya seorang diri. Bercerita pada teman, keluarga, ataupun orang terdekat sangat dibutuhkan.
Artinya, saya melihat kembali seberapa bahagia saya bisa berbagi keluh kesah dan rasa senang dengan orang sekitar. Kebahagiaan yang ingin saya tingkatkan di tahun baru nanti. Sesimpel itu resolusi pertama saya.
Tak hanya itu, dengan pergantian tahun, saya ingin melangkah dengan hanya melihat ke depan. Karena, jika menoleh ke belakang, hanya kesia-siaan yang saya dapat. Penyesalan dan kekecewaan dan tentunya keragu-raguan untuk melangkah ke depan.
Dan juga, jika terus melihat ke cermin ke belakang, akan muncul rasa takut untuk memulai hal baru dan memantapkan pilihan. Melihat ke belakang boleh asal jangan keseringan.
Makanya, saya selalu membulatkan tekad untuk berani mengambil pilihan yang bisa jadi mengubah hidup saya. Pilihan yang bisa jadi berbeda dengan banyak orang.