Per 1 Desember 2019, PT KAI akan mengubah Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka).
Gapeka 2019 ini menggantikan Gapeka 2017 yang telah berlangsung mulai April 2017. Perubahan jadwal perjalanan ini sejatinya telah dirasakan beberapa waktu sebelumnya.
Jika pembelian tiket awalnya bisa dilakukan 90 hari sebelum keberangkatan, maka saat proses penyesuaian Gapeka ini, pihak PT KAI memberlakukan pembelian tiket H-31 sebelum keberangkatan.
Dalam Gapeka 2019, ada beberapa hal yang mengalami perubahan. Perubahan ini diklaim oleh PT KAI akan memperpendek waktu tempuh perjalanan.
Terlebih, ada banyak jalur ganda yang mulai banyak dioperasikan. Terutama di lintasan sepanjang Daerah Operasi 7 Madiun yang dikenal jalur ramai kereta api. Kereta tak akan lagi bersilang di stasiun-stasiun kelas kecil seperti pada Gapeka sebelumnya.
Tak hanya di Daop 7, waktu tempuh kereta yang berangkat dari Daop 1 Jakarta dan 2 Bandung juga diklaim lebih cepat.
Selain pengoperasian jalur ganda, ada beberapa perubahan lain yang perlu diperhatikan. Apa saja perubahan itu?
Pertama, adanya rangkaian kereta baru.
Ada empat rangkaian baru yang akan beroperasi pada Gapeka teranyar ini. Empat rangkaian kereta tersebut adalah Anjasmoro (Jombang-Yogyakarta-Pasar Senen pp), Dharmawangsa Ekspres (Surabaya Pasar Turi-Pasar Senen pp), Sancaka Utara (Pasar Turi-Gambiran Solo Balapan-Kutaorjo pp), dan Argo Cheribon (Pemalang-Gambir dan Tegal-Pemalang).
Pengoperasian rangkaian KA baru ini diharapkan mampu memfasilitasi penumpang yang selama ini tidak mendapatkan layanan KA lain dengan maksimal.
KA Sancaka Utara misalnya. Kereta ini akan memfasilitasi penumpang dari Surabaya yang akan menuju Kutoarjo. Kereta ini juga akan melewati Jalur kereta api segitiga Gundih-Solo Balapan yang menghubungkan Semarang-Solo-Surabaya.
Jalur ini terkenal sebagai jalur sepi lantaran tak banyak kereta yang menaikturunkan penumpang di stasiun sepanjang jalur tersebut. Pengoperasian KA Sancaka Utara Utara diharapkan bisa meramaikan kembali jalur ini.
Kedua, adanya perubahan rangkaian kereta yang telah ada sebelumnya.
Beberapa kereta kelas ekonomi pun berubah menjadi kelas bisnis atau eksekutif. Seperti pada KA Brantas dan Gaya Baru Malam Selatan (GBMS).